Melakukan keadilan adalah sukacita bagi orang benar,
tetapi menakutkan orang yang berbuat jahat. (Amsal 21:15)
Marsinah adalah seorang ibu muda yang berjuang melawan ketidakadilan. Ia bekerja keras sebagai buruh cuci, tetapi upahnya sering ditahan oleh majikannya. Keringat dan air mata membasahi baju-baju yang ia bersihkan, sementara hatinya dipenuhi kepahitan dan putus asa. Ia seolah tak berdaya menghadapi sistem yang menindasnya. Dalam hati, Marsinah bergumul, apakah Allah yang adil melihat dan peduli akan penderitaannya?
Tentu saja! Allah adalah Allah yang adil. Ia tidak buta terhadap ketidakadilan yang terjadi di dunia ini. Setiap tetes keringat dan air mata yang jatuh, dilihat oleh- Nya. Kebenaran akan ditegakkan, dan orang-orang yang berbuat jahat akan menghadapi konsekuensi dari perbuatan mereka. Ini bukan berarti mengambil jalan main hakim sendiri, melainkan memilih untuk percaya pada kuasa keadilan Allah dan berjalan bersama-Nya memperjuangkan keadilan.
Apakah kita berani hidup dalam kebenaran dan integritas? Apakah kita tetap bekerja dengan jujur meskipun menghadapi ketidakadilan? Marilah tetap teguh dalam iman dengan tetap konsisten melakukan apa yang benar di mata Allah. Mungkin kita tidak selalu melihat keadilan ditegakkan di dunia ini. Namun, kita dapat menemukan sukacita dan damai sejahtera dalam hati, karena mengetahui bahwa Allah berada di pihak kita. Marilah menjadi pejuang keadilan seperti yang Allah kehendaki dalam keseharian. Bela yang lemah, suarakan kebenaran, dan hiduplah dalam kejujuran. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah melakukan keadilan merupakan hal yang menakutkan bagiku?
Ayat Pendukung: Ams. 21:10-16; Mzm. 12; Luk. 20:45-21:4
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.