Tanah teiah memberi hasilnya; Allah, Allah kita, memberkati kita. (Mzm. 67:7)
Hari ini kita memeringati hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-78. Indonesia mungkin merupakan sedikit dari negara di dunia yang secara eksplisit mengakui dalam Undang-Undang Dasarnya keterlibatan Allah dalam sejarah kelahirannya. Paragraf ke-3 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diawali dengan tegas mengikrarkan, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.” Kemerdekaan Indonesia kita akui sebagai anugerah Allah.
Pengakuan ini selaras dengan pengakuan dalam Mazmur 67. Pemazmur mengajak bangsa-bangsa di dunia bersyukur kepada Allah yang telah memberkati dan melimpahi bangsa-bangsa dengan kesejahteraan (“Tanah telah memberikan hasilnya”).
Namun yang menarik, pemazmur mengatakan bahwa alasan utama mengapa kita perlu bersyukur kepada Allah ternyata bukan karena Allah memberikan berkat-berkat material, melainkan karena Allah “memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi” (ay. 4). Artinya, kita memang harus bersyukur karena bisa hidup di negara seperti Indonesia yang diberkati dengan kemerdekaan dan juga kesejahteraan material. Namun, yang harus diingat adalah bahwa Allah yang telah memberikan semua itu adalah Allah yang menegakkan keadilan dan memberi arahan. Karena itu, pada saat kita memeringati hari kemerdekaan, kita harus mengevaluasi diri sendiri apakah kita sudah mengisi kemerdekaan yang dianugerahkan Allah itu dengan keadilan sebagaimana Ia kehendaki. [Pdt. Paulus S. Widjaja]
DOA:
Terima kasih, ya Tuhan, untuk kemerdekaan yang telah Engkau anugerahkan. Tolong kami mengisinya dengan keadilan-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 67; Yes. 45:20-25; Why. 15:1-4
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.