Puji Tuhan, dengan perjuangan yang cukup melelahkan, hanya dalam kurun waktu 15 bulan akhirnya Jemaat Torsina Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), desa Koyakoso, Papua, dapat beribadah kepada Tuhan dengan tenang di sebuah bangunan gereja yang cukup indah, setelah 16 tahun merindukannya.
Diawali dengan penyerahan bantuan dari Komisi Dikkesra, Panitia Natal, Charity Shop/Komisi Senior yang diantarkan kepada jemaat yang sehari-harinya hanya hidup dari bercocok tanam bagi kebutuhan rumah tangga mereka, akhirnya pada awal 2010 yang lalu, jemaat GKI Pondok Indah yang diwakili oleh Bpk. Yan Watung dari Komisi Pekabaran Injil, menyerahkan dana awal bantuan Majelis GKIPI, ditambah dengan sumbangan dari dua warga GKIPI (FP & SW), dan seorang warga GKI-Papua (BH) untuk membangun gedung gereja tersebut.
Bantuan tersebut diterima dengan rasa haru oleh Majelis GIDI dan jemaatnya, yang diwakili oleh Gembala Sidang mereka, Pdt. Marinus Yogosam, dan Pnt. Yulianus Wea/Sekretaris dalam sebuah ibadah pengucapan syukur. Tuhan Yesus telah memperhatikan jemaat kecil ini dengan mengutus sebuah jemaat yang jauh dari Papua untuk membantu mendirikan rumah Tuhan yang layak. Meskipun banyak orang sudah terlebih dahulu berkunjung ke sana, tetapi baru GKIPI-lah yang memberikan perhatian serius.
Setelah bantuan awal ini, ada lagi pengiriman bahan-bahan bangunan dari seorang warga GKIPI (BIY) lewat PT. KTB, dan akhirnya dalam perjalanan pembangunannya, jemaat GKIPI terlibat penuh dalam mengoordinasikannya hingga selesai. Biaya pembangunan gedung gereja untuk + 300 anggota jemaat dewasa ini ternyata cukup besar dan sempat tersendat pada awal 2011. Jemaat terus-menerus berdoa dan mendukung pembangunan ini dari penjualan hasil kebun mereka. Mereka juga menghubungi beberapa tokoh di Papua a.l. Ir. Jansen Monim, kepala DPU Prov. Papua, yang bersama Ibu Livlien Monim-Ansanay pada bulan April 2011 menjenguk mereka dan tergugah untuk membantu melanjutkan pembangunan gedung gereja ini dengan menyediakan tukang dan bahan-bahan bangunan sehingga akhirnya selesai pada bulan Oktober 2011.
Kini masih tersisa pembuatan MCK dan bak air untuk menampung air hujan, serta penyediaan 40 bangku dari kayu besi sepanjang 2m yang harganya Rp 500.000,- per buah. Dalam pembuatan MCK dan bak air, dua warga GKIPI (LS & BIY) telah memberikan bantuan dan kini mulai dikerjakan oleh Panitia. Gereja ini direncanakan akan diresmikan pada bulan Januari 2012 bila semua kebutuhan bagi keseluruhan penyelesaiannya dapat terpenuhi dengan baik. (YW)
[nggallery id=48]
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.