Namun, Abraham berkata: Anakku, ingatlah bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang di sini ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. (Lukas 16:25)
Bayangkan seorang anak yang sedang dihadapkan pada dua pilihan: menghabiskan waktu bermain game atau mengerjakan PR. Namun, ia memilih bermain game dan asyik dengan kesenangan sesaat. Ketika tiba waktunya ujian, ia kesulitan dan nilainya buruk. Kenyataan pahit ini adalah akibat dari pilihannya. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap pilihan yang kita buat, sekecil apa pun, pasti membawa konsekuensi. Ada yang berbuah manis, ada pula yang berujung penyesalan.
Kristus mengisahkan tentang orang kaya yang semasa hidupnya bergelimang harta, tetapi mengabaikan Lazarus yang miskin dan sakit. Setelah kematian, keadaannya berbalik. Si orang kaya menderita, sementara Lazarus dihibur di sisi Abraham. Pengajaran Kristus ini menyadarkan kita bahwa setiap pilihan memiliki akibat. Kabar baiknya, Allah itu adil. Ia memberi kedamaian kepada mereka yang miskin dan tertindas, dan mendidik dengan tegas mereka yang tidak peduli kepada sesama yang membutuhkan. Namun, ingatlah juga bahwa Allah Maha Pengasih. Dia tetap memberi kesempatan untuk bertobat, agar setiap orang memilih jalan yang benar, yaitu kasih, keadilan, dan kebenaran.
Kisah yang disampaikan Kristus ini tentu bukan untuk menakut-nakuti atau mengancam kita, tetapi untuk menggugah hikmat dalam memilih. Bantulah mereka yang membutuhkan, hiduplah dalam kebenaran, dan jadilah saluran berkat bagi orang lain. Ingatlah, pilihan hari ini pasti terkait dengan masa depan kita kelak. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah aku sudah menjadi orang yang adil dengan bersedia berbagi kepada mereka yang membutuhkan pertolongan?
Ayat Pendukung: Am. 6:1a, 4-7; Mzm. 146; 1 Tim. 6:6-19; Luk. 16:19-31
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.