“Justru karena itu, kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan.” (2 Petrus 1:5)
Kita beroleh keselamatan di dalam Kristus hanya dengan iman (sola fide). Penghayatan tersebut membuat sebagian orang menjadi pasif, sehingga tidak mewujudkan iman dalam perbuatan. Seharusnya sikap iman kepada Kristus dinyatakan dalam kebajikan, sehingga umat akan memperoleh pengetahuan.
Apabila kita cermati secara utuh, kita dapat melihat keterkaitan antara iman, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, dan kasih. Melalui tujuh karakter rohani ini umat akan mengambil bagian dalam kodrat ilahi (ay. 4). Sangatlah tepat istilah “fides quaerens intellectum” (iman mencari pengertian) yang dipraktikkan ke dalam kebajikan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, dan kasih. Iman dinyatakan dengan pembaruan dan kehidupan yang berkualitas.
Inkarnasi dan penebusan Kristus bertujuan untuk menciptakan kehidupan iman yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari, dan bukan iman yang dangkal. Sekadar percaya saja tidak akan dapat membawa pembaruan ataupun dampak. Masa Adven bukanlah sekadar untuk mengenang peristiwa kedatangan Kristus dalam kelahiran-Nya, tetapi untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya dalam kemuliaan (parousia). Karena itu, iman harus menghasilkan buah keselamatan dan kehidupan. Siapa pun yang tidak menghasilkan buah kebenaran, maka imannya hanyalah sebuah kemunafikan. Mereka akan binasa walau mengaku percaya kepada Kristus. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
DOA:
Bapa, perbaruilah hati kami agar iman kepada Kristus menghasilkan buah keselamatan yaitu penguasaan diri, kesalehan dan kasih. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 19:18-25; Mzm. 126; 2 Ptr. 1:2-15
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.