Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu. (Mat. 27: 61)
Salah satu kebenaran yang harus jujur kita katakan adalah bahwa perempuan itu makhluk perkasa. Sembilan bulan seorang anak manusia dikandung dalam rahim perempuan yang berjuang antara hidup dan mati. Perempuan juga adalah penyaksi iman yang hebat. Dalam situasi sulit, merekalah yang kuat bertahan.
Saat para murid Yesus kocar-kacir karena tekanan massa, dan takut dituduh sebagai pengikut Yesus, para murid perempuan justru yang paling setia. Mereka menemani Yesus ke tiang gantungan sampai Ia menghembuskan nafas terakhir. Mereka juga yang menemani jenazah Yesus di makam yang gelap. Maria Magdalena dan Maria yang lain, dalam kesedihan yang mendalam tidak undur dari Yesus. Mereka tidak tahu bahwa Yesus akan bangkit! Namun, dalam ketidaktahuan itu mereka memberikan cinta dan bakti bagi Yesus. Mereka tidak takut dicibir. Mereka juga tidak takut dituduh sebagai konspirator untuk mencuri jenazah Yesus. Mereka tetap mengiring Yesus dengan setia. Mereka ini adalah tipikal perempuan tangguh.
Ketangguhan kita sebagai manusia itu diuji saat krisis datang melanda kehidupan. Kita lari dari iman yang benar, atau berpegang pada janji dan terus berkarya dengan setia walaupun harus menanggung susah? Belajar dari para Maria, dan para perempuan hebat lainnya, kiranya kita tegar dalam kesulitan, dan mampu mempersaksikan iman yang teguh dan inspiring. [Pdt. Hariman Pattianakotta]
REFLEKSI:
Melalui kisah para perempuan yang datang ke kubur Yesus, kita belajar tentang ketangguhan orang-orang yang sederhana yang mengasihi Yesus. Kita belajar setia mengasihi Yesus dalam kondisi yang sulit sekalipun.
Ayat Pendukung: Ayb. 14:1-14; Mzm. 31:1-4, 15-16; 1 Ptr. 4:1-8; Mat. 27:57-66
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
Manusun
Maret 30, 2024 - 11:28 amTuhan justru memperlihatkan kepeduliannya pada Kita melalui perempuan-perempuan yang dianggap lemah tetapi tangguh dalam spitulitas.