Untuk kesekian kalinya Gugus tugas Penanggulangan Bencana (GPB), mewakili jemaat GKI Pondok Indah, menyatakan kasih dan peduli seperti yang Yesus Kristus tegas-tegas ajarkan kepada kita semua. Hal ini bermula dari masukan KGJ (Komunitas Gumul Juang) yang dengan berbagai kegiatan positifnya telah menjadikan diri mereka bagian dari warga bantaran kali Ciliwung.
Dengan siapa saja Gugus tugas Penanggulangan Bencana ini bekerja sama? Tentu dengan sahabat-sahabat dari Komisi PelKes, Komisi DikKesRa dan Mabid SarPras. Jadilah tanggal 13 Maret 2010 itu, 20 personil bergerak menyalurkan berkat Tuhan melalui pengobatan. Kali ini korban banjir warga bantaran kali Ciliwunglah yang menikmatinya.
Tak kurang dari empat dokter, Dr Okky Hutama, Dr. Thomas Tabalujan, Dr. Humala Simanjuntak, Dr. Melissa plus satu Suster Ana, begitu cermat dan sabar memeriksa total 180 pasien… gratis tentu saja. Tenaga medis ini semua tumplek jadi satu, dalam kios berukuran 4×2,5 m2. Pengap? Ya jelas. Syukurlah ada sebuah kipas angin yang masih bisa berfungsi.
Bagaimana dengan tim penyedia obat? Di kios kedua, tak kurang sibuknya tim ini yang terdiri atas: Dr. Magdalena, Janti Listijani, Drg. Lucia B.Suboko, Lanny Hendarsin, Martha Dharyani dan tak ketinggalan ketua Kom. DikKesra, Eddy Harjanto.
Sesekali ketua GPB nampak berlari kecil dari ruang obat ke ruang dokter, menginformasikan posisi kelengkapan obat. Tentu tak lupa dukungan Ketua dan Sekretaris Mabid Kespel yaitu Pnt. Fabian Pascoal dan Pnt. Paul Tehusijarana yang turut hadir dalam pelayanan tersebut serta peran vital Mabid SarPras yang terdiri dari Sutedjo, Teguh Budiono, serta Sie transportasi GPB Benny Murtono. Hari itu mobilisasi kendaraan telah menjamin lancarnya transportasi tim. Bahkan sarana komunikasi HT, tanpa diminta, langsung disediakan.
Sungguh luar biasa tangan Tuhan yang memampukan setiap anggota tim menjadi sebuah Tim terpadu. Begitulah pelayanan kasih dan peduli untuk warga bantaran Kali Ciliwung terlaksana dengan lancar. Melalui pelayanan ini kembali kami menerima peneguhan Tuhan untuk mengamini makna ‘Diberkati agar menjadi Berkat’. Bagaimana tidak? Dalam rapat persiapan kami menyatakan kesanggupan (dari sisi stok obat dan waktu yang dibutuhkan) untuk melayani maksimum 150 pasien yang terdiri dari warga RT 3 dan 4 saja. Tetapi dalam pelaksanaannya, terlayani 180 pasien termasuk warga RT 5, dan masih tersisa persediaan obat! Sungguh, begitu nyata kisah lima roti dan dua ikan dalam pelayanan kami.
Mari kita doakan juga kegiatan para alumni STT Jakarta yang tergabung dalam KGJ ini, agar tetap dalam pimpinan Tuhan dalam menyampaikan berita sukacita melalui tindakan nyata, bukan hanya khotbah. Biarlah hanya nama Tuhan saja yang dimuliakan dalam tiap pelayanan di manapun dilakukan. (hendroS)
Di bawah ini redaksi menyajikan refleksi pelayanan GKI PI yang ditulis oleh saudara Hendry Sihasale, salah satu pengurus KGJ.
Menggalang aksi belarasa
Banjir tahunan di Jakarta mungkin bagi sebagian warga Jakarta tidak selalu mengalaminya, tetapi tidak bagi masyarakat tongtek yang bermukim di bantaran kali Ciliwung. Bagi mereka yang namanya banjir karena meluapnya air sungai Ciliwung sudah menjadi hal yang lumrah setiap tahunnya. Mereka sudah tahu apa yang harus diperbuat ketika banjir itu datang. Dan mereka juga tahu apa yang akan mereka derita dari banjir tersebut. Tetapi karena kemiskinan, mereka tidak dapat lepas dari itu semua sampai saat ini.
Dari pengamatan kami, sejak akhir Januari 2010 sampai saat ini, rumah warga tongtek sebagian besar hampir setiap hari tergenang air Ciliwung dengan tinggi 1 s.d. 2 meter. Air mulai naik tengah malam dan surut ketika menjelang sore hari. Air tersebut dengan serta merta membawa lumpur dari sungai yang kemudian mengendap di rumah warga sehingga hampir setiap hari mereka membersihkan rumah mereka dari lumpur. Dampak dari banjir yang hampir setiap hari itu adalah penyakit yang mewabah di sebagian besar warga. Mulai dari ISPA, demam, sesak napas, iritasi mata, hingga penyakit kulit, khususnya bagi anak-anak dan balita. Jumlah warga yang datanya sudah masuk ke Komunitas Gumul Juang berasal dari RT. 04, 165 kk dan RT. 03, 176 kk.
Menyadari hal itu, maka kami menggalang aksi solidaritas terhadap mereka dari berbagai pihak dengan mengadakan pengobatan gratis. Dan salah satu pihak yang solider dan bersedia mengadakan pengobatan gratis di tengah-tengah mereka adalah GKI Pondok Indah, DKI Jakarta.
Refleksi Kegiatan
Kehadiran GKI Pondok Indah di tengah-tengah warga Tongtek merupakan solusi cepat tanggap terhadap apa yang diderita oleh warga akibat banjir Ciliwung. Pemeriksaan yang intensif serta obat-obatan yang cukup membuat warga puas dengan kegiatan ini. Warga pun terlibat dalam menata tempat dan mengatur ketertiban peserta pengobatan gratis.
Tidak hanya warga, pihak puskesmas dan pihak RW setempat pun turut senang dengan adanya kegiatan seperti ini dari pihak luar karena dapat meringankan penderitaan warga yang tidak mampu datang ke dokter dan membeli obat. Kesan ini ditunjukkan dengan kehadiran mereka dan keterlibatan mereka dalam memfasilitasi kebutuhan kerja serta mengatur ketertiban dan keamanan lingkungan sekitar selama kegiatan berlangsung.
Bagi KGJ sendiri, kehadiran tim GKI Pondok Indah tidak sekadar menyembuhkan mereka secara jasmani melainkan juga secara rohani. Sosialisasi dan adaptasi tim GKI Pondok Indah dengan warga masyarakat, membuat warga merasa senang dan dihargai. Selama ini banyak pihak yang membantu mereka tetapi jarang mau bersosialisasi dengan mereka. Hal ini seringkali menimbulkan rasa ketersinggungan sekaligus minder dari warga kepada pihak-pihak tersebut.
Tetapi rasa itu tidak muncul dari warga kepada tim pengobatan gratis dari GKI Pondok Indah. Dan ini sama saja dengan memunculkan kesan bagi mereka, bahwa tim GKI Pondok Indah tidak memandang mereka sebagai obyek semata, melainkan sebagai subyek yang dapat saling berinteraksi satu sama lain. Dan ini semua menjadi suatu kontribusi penting bagi persepsi mereka tentang Kekristenan.
Selama ini mereka ditanamkan persepsi bahwa orang Kristen itu musuh mereka, orang Kristen itu mau menghancurkan agama mereka, dan orang Kristen itu sombong karena mereka kaya. Tetapi sikap dari tim GKI Pondok Indah selama berlangsungnya kegiatan turut mempengaruhi pergeseran persepsi itu, dan secara langsung juga membantu proses pendampingan dari KGJ di tengah-tengah mereka.
Situasi tersebut telah mendukung setiap perkataan kami di tengah-tengah masyarakat mengenai misi Kristen pada masa kini yang mengarah pada pemberdayaan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, toleran, dan manusiawi, dan bukan lagi yang mengarah pada memaksa orang beragama lain menjadi pemeluk agama Kristen.
Oleh sebab itu, melalui tulisan ini, kami mewakili warga masyarakat Tongtek yang bermukim di RT.04, RT.03, RT.05. RW.12, Kp. Tongtek, Kel. Bukit Duri, Kec. Tebet, mengucapkan terima kasih atas partisipasi GKI Pondok Indah dalam membantu warga bantaran kali Ciliwung. Tuhan memberkati saudara sekalian.
Jakarta, 20 Maret 2010
Hormat kami,
Komunitas Gumul Juang
RT.04/RW.12. Bukit Duri Pangkalan
Kel. Bukit Duri, Kec. Tebet,
Jakarta Selatan Telp. 021-37269227
[nggallery id=31]
1 Comment
Ina Tanaya
Juli 10, 2010 - 3:06 pmLuar biasa misi kemanusiaan dari semua team. Semua team bekerja sesuai dengan kehendakNya dan mempraktekan apa yang diyakininya.
Saya tertarik utk bergabung dlm GPB , saya bukan seorang majelis GKI PI hanya seorang anggota saja.
Apa syaratnya? Mohon informasi.
Terima kasih banyak.