“… dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.” (Luk. 1:17)
Yohanes Pembaptis, menurut Penginjil Lukas, adalah seorang nazir Allah. Sejak dalam kandungan ibunya, ia telah ditentukan untuk “membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar ….” Pokoknya, Yohanes “akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan.” Sebuah tugas besar.
Untuk menunjang tugas itu, tetap sebagai nazir Allah, ibunda Yohanes dipesankan agar selama hidupnya, Yohanes harus mematuhi beberapa aturan. Aturan itu adalah tidak minum anggur dan minuman keras, dan besar di hadapan Tuhan. Jika kita perhatikan pola hidup Yohanes, maka “besar di hadapan Tuhan” bisa dalam arti seseorang yang menjalani hidup membiara. Intinya, Yohanes menjalani misi Allah dengan menaati aturan Tuhan.
Seseorang yang menjalani misi Allah adalah seseorang yang bukan hanya patuh hanya pada Allah dan aturan-Nya. Ia adalah juga seseorang yang menyerahkan hasil usahanya hanya kepada Allah. Yohanes menyiapkan umat bagi Tuhan, bukan bagi kepuasan, kehormatan, atau keuntungan diri sendiri. Seorang misionaris atau utusan Allah adalah seseorang yang memulai, menjalani, dan mengakhiri kerjanya hanya untuk Allah. Tantangan setiap hamba Tuhan, baik Pendeta, Penatua, maupun umat adalah melupakan bahwa kita hanya alat di tangan Tuhan. Tuhanlah yang membuat rencana, menggerakkan, dan menerima hasilnya. [Pdt. (Em.) Rasid Rachman]
DOA:
Saya mengucap syukur, Engkau memakai hamba sebagai alat karya-Mu di dunia. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 27; Mal. 2:10-3:1; Luk. 1:5-17
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.