“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata.” (Mat. 18:15)
Suatu ketika, seorang teman menemui saya. Ia memberi tahu kesalahan yang saya lakukan, tetapi tidak saya sadari. Kami bicara hanya berdua saja, tanpa orang lain. Perasaan saya senang dan berterima kasih karena ia mau mengingatkan saya. Apalagi, hal itu dilakukannya diam-diam, bukan di depan banyak orang, sehingga tidak mempermalukan saya.
Tepat seperti yang dikatakan Yesus: “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata.” Artinya, jika ada saudara yang berbuat dosa, tunjukkanlah kesalahannya dengan diam-diam hanya berdua saja. Mengapa? Karena Yesus menghendaki agar saudara yang dinasihati atau ditegur tidak dipermalukan di depan umum. Yesus menghendaki setiap pengikut-Nya memiliki sikap menghargai semua orang termasuk terhadap saudara yang telah berbuat dosa. Tindakan yang menghargai orang lain dapat berdampak positif. Tindakan yang menasihati saudara secara diam-diam dapat memulihkan bahkan mendatangkan pertobatan. Itulah tindakan kasih yang sesungguhnya.
Hari ini, kita diingatkan untuk tidak menegur saudara kita di depan umum. Menegur di depan banyak orang dapat mendatangkan sakit hati. Tindakan dan tutur kata yang mempermalukan dapat membuat nasihat yang diberikan tidak didengar. Sebaliknya, nasihat yang dilakukan diam-diam dengan bahasa yang penuh kasih dapat memulihkan dan mendatangkan sukacita. [Pdt. Norita Yudiet Tompah]
REFLEKSI:
Teguran yang tidak mempermalukan adalah tindakan kasih yang memulihkan dan mendatangkan sukacita.
Ayat Pendukung: Kel. 12:1-14; Mzm. 149; Rm. 13:8-14; Mat. 18:15-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.