Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata. (Ams. 3:17)
Suatu kali, seorang berkata bahwa ia hendak mencari pasangan hidup yang kaya raya supaya hidupnya bahagia. Perkataannya itu berangkat dari apa yang dipahami orang secara umum, yakni banyak uang akan membawa kebahagiaan. Tidak aneh kemudian, jika ada banyak orang mencari kekayaan semaksimal mungkin di dunia ini. Tetapi, apakah pemahaman ini sehat?
Kitab Amsal adalah kitab hikmat. Kalimat-kalimatnya berisi berbagai petuah untuk hidup takut akan Tuhan. Hikmat adalah kunci untuk hidup bahagia dan sejahtera (Ams. 3:17). Orang yang kaya sekalipun, jika tak berhikmat maka kekayaannya habis tanpa arti. Sedangkan, orang yang berhikmat akan memperoleh keuntungan yang melebihi perak, emas, permata atau apa pun juga di dunia ini. Hikmatnya akan membuat dia dapat menata hidup dengan baik sehingga panjang umur. Kekayaan dan kehormatan pun akan mengiringi. Hikmat itu bagaikan pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya (bdk. Kej. 2:9). Harta dunia dapat habis, tetapi hikmat akan tetap membawa kehidupan yang baik bagi yang memilikinya.
Tuhan memercayakan harta kekayaan untuk kita syukuri. Tetapi, ingatlah juga bahwa Tuhan bersedia memberikan kekayaan hikmat. Dengan berhikmat, kita dapat mempertimbangkan mana yang baik dan benar, apa yang menjadi kehendak Tuhan dan hidup dengan hati yang penuh damai sejahtera. Berdoalah terutama agar Tuhan memberikan hikmat kepada kita. [Pdt. Novita Sutanto]
REFLEKSI:
Hidup berhikmat membawa kebahagiaan dan kesejahteraan.
Ayat Pendukung: Mzm. 102:1-17; Ams. 3:13-18; Yoh. 8:31-38
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.