Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. (1Kor. 15:10)
Ulang tahun menjadi momen menyenangkan bagi sebagian besar orang. Pertambahan usia menandai begitu banyak pengalaman hidup yang telah dialami; ada suka dan duka, ada belajar dan mengajar, ada mendapat dan memberi, ada masalah dan solusi. Singkatnya, kita selalu mengalami transformasi di sepanjang usia kita.
Mengalami transformasi keyakinan tidak mudah bagi Paulus. Dahulu sebagai seorang Farisi yang fanatik, ia begitu tinggi hati dan bengis. Kini, sebagai seorang pengikut Kristus dan rasul-Nya, ia begitu rendah hati dan pengasih. Transformasi itu bukan karena kemampuan dirinya. Paulus mengakui bahwa kasih karunia Allah yang mengakibatkannya dan ia sungguh menghargai pemberian Allah itu. Ini dibuktikan pada saat keahliannya digunakan bukan lagi untuk mencederai sesama, tetapi mengajak banyak orang mengalami kabar baik di dalam Yesus Kristus.
Pernahkah kita merenungkan waktu dan peristiwa hidup yang telah kita tempuh sampai saat ini? Apakah kita sungguh menyadari bahwa ada begitu banyak pemberian Allah yang membuat kita ada sebagaimana adanya saat ini? Memang, tidak semua berupa pengalaman yang manis. Mungkin saat ini juga kita sedang mengalami pergumulan yang berat. Tetapi, biarlah kita tetap percaya bahwa kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepada kita tidak sia-sia. Selalu ada transformasi kehidupan di dalam kasih karunia-Nya. [Pdt. Essy Eisen]
DOA:
Ya, Allah, kasih karunia-Mu membarui hidupku. Terima kasih untuk keadaanku saat ini. Apa pun yang terjadi, Engkau baik. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 16; Kid. 5:9—6:3; 1Kor. 15:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.