Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil …. (Kol. 1:23)
Seorang ibu belanja di supermarket. Ia telah mencatat apa yang harus dibeli untuk kebutuhan sehari-hari. Ketika pulang, ternyata ada beberapa kebutuhan pokok yang tidak terbeli. Suaminya bertanya mengapa bisa demikian? Sang istri menjawab, “Uangnya saya pakai beli tas dan sepatu. Kapan lagi, mumpung ada diskon!”
Diskon sering menjadi alasan mengapa seseorang membeli sebuah produk. Kebutuhan pokok bisa digeser oleh iming-iming diskon yang menggiurkan. Kehidupan iman pun bisa demikian. Godaan duniawi sering membuat iman seseorang goyah. Tak terkecuali jemaat di kota Kolose. Tampaknya mereka terpikat oleh ajaran filsafat yang menawan (Kol. 2:8). Para pengajar filsafat itu mengajarkan bahwa semua agama merupakan manifestasi dari suatu kebenaran yang tersembunyi. Karena manusia terikat pada materi atau tubuh fisik yang jahat, maka dia tidak dapat menghampiri Allah. Hanya melalui perantaraan para malaikatlah mereka dapat mengenal dan menghampiri Allah.
Paulus mengingatkan Kristuslah yang utama, karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia. Kristuslah wujud Allah yang kelihatan. Artinya, orang dapat memahami cinta kasih Allah secara utuh di dalam Yesus. Bukan oleh perantara lain manusia diselamatkan, tetapi oleh penderitaan dan kematian Yesuslah manusia didamaikan dengan Allah! Pada masa kini pun ada banyak tawaran ajaran yang dapat menggeser iman kita. Masihkah Kristus menjadi yang utama? [Pdt. Nanang]
REFLEKSI:
Di sepanjang zaman selalu ada hal yang mengoda iman kita. Maka, ketekunan dalam beriman merupakan sebuah keharusan.
Ayat Pendukung: Mzm. 95; Kel. 16:1-8; Kol. 1:15-23
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.