Program Edukasi Kanker Paguyuban Pelangi 2018-2019

Belum ada komentar 220 Views

Salah satu program paguyuban Pelangi pada tahun 2018-2019 adalah mengadakan edukasi kanker ke berbagai tempat seperti gereja, sekolah, dan perkumpulan/komunitas.

Dalam kerangka ini, paguyuban Pelangi mendapat dua undangan yang terkait dengan Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) yang jatuh pada tanggal 4 Februari yang lalu, yaitu:

Undangan Semiloka Di Lpp Sinode Jogja

Pada tanggal 31 Januari, saya (Diana) dihubungi oleh Pdt. Murtini dari LPP Sinode Jogja untuk mengisi acara semiloka tentang pendampingan keluarga bagi pasien kanker yang akan diadakan pada tanggal 22 Februari.

Dari hasil rapat pengurus Pelangi diputuskan bahwa utusan yang akan berangkat ke Jogja adalah:

  1. Em. Purboyo W Susilaradeya
  2. Bonnie Andreas
  3. Diana Subianto

Pada tanggal 22 Februari pk. 7.00 pagi, Pdt. Em. Purboyo dan saya berangkat dengan pesawat Citylink menuju Jogja, sedangkan Pdt. Bonnie kebetulan sedang bertugas di Magelang dan menyusul kami ke Jogja.

Kami diminta untuk mengisi acara yang terbagi atas 3 sesi:

Sesi 1  : Fase-fase Emosional Pasien Kanker dan Keluarganya

Sesi 2  : Gereja dan Keluarga Dengan Pasien Kanker

Sesi 3  : Bentuk-bentuk Pendampingan Keluarga Dengan Pasien Kanker

Sesi 1 (10.00-11.30)

Pdt. Bonnie Andreas membawakan sesi ini dengan santai dan penuh canda, sehingga membuat para peserta semiloka relaks. Ia menerangkan bagaimana perasaan pasien ketika didiagnosis menderita kanker. Biasanya pasien tersebut akan mengalami perasaan kaget, kecewa, sedih, putus asa, marah, khawatir dan belum bisa menerima kenyataan yang ada. Yang ada di pikirannya hanyalah kematian yang akan menjemputnya dalam waktu dekat. Dalam fase ini pasien mengalami emosi yang turun naik. Setiap pasien mengalami fase yang berbeda-beda.

Sesi 2 (11.30-13.00)

Pdt. Em. Purboyo W. Susilaradeya menerangkan bagaimana GKI PI pada awalnya terpanggil untuk membentuk sebuah komunitas yang bisa memberi dukungan (support) kepada para penderita kanker. Melihat besarnya antusiasme anggota jemaat dalam seminar “Deteksi Dini Kanker” yang diselenggarakan pada Bulan Keluarga, maka beliau dan beberapa penatua memutuskan untuk mendirikan support group kanker yang diberi nama PAGUYUBAN PELANGI GKI PONDOK INDAH.

Dalam kesempatan ini, Pdt. Purboyo memaparkan kegiatan-kegiatan paguyuban Pelangi secara detail dari awal berdirinya hingga kini, dengan kegiatan yang makin bertambah. Beberapa peserta menyampaikan pertanyaan yang langsung mendapat jawaban.

Sesi 3 (13.30-15.00)

Setelah rehat makan siang pk. 13.00, Ibu Diana Subianto memberikan testimoni tentang apa yang dialaminya selama menjalani serangkaian pengobatan kanker secara medis, dan bagaimana suami, anak-anak dan keluarga besar menyikapinya dan memberikan pendampingan kepadanya. Testimoni ini juga dikaitkannya dengan penjelasan yang disampaikan Pdt. Bonnie pada Sesi 1. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh para peserta semiloka tersebut, tapi tidak semua dapat dijawab, karena rombongan GKI PI harus berangkat ke bandara untuk kembali ke Jakarta dengan pesawat Batik Air pada pk.18.00.

Undangan Edukasi Ke Gki Taman Cibunut Bandung

Atas kesepakatan pengurus paguyuban Pelangi dan pengurus GKI Taman Cibunut Bandung, maka dalam rangka World Cancer Day/Hari Kanker Sedunia telah diadakan Seminar Kanker dengan tema “I am I will” pada hari Sabtu, 2 Maret di Aula GKI Taman Cibunut, Jl. Van Deventer no. 11 Bandung, pk. 17.00-21.00, dengan pembicara:

  1. Yuddi Wahyono Sp. Onk. Rad. dari RS Siloam Jl. TB Simatupang, Jakarta, mengenai apa kanker itu,
  2. Bonnie Andreas dari GKI PI, mengenai support group paguyuban Pelangi,
  3. Testimoni oleh para peserta paduan suara Pelangi GKI Pondok Indah.

Acara talkshow ini dibagi atas 2 sesi dengan moderator Pdt. Samuel dari GKI Taman Cibunut.

Sesi 1 (17.00-20.00) disampaikan oleh dua pembicara:

  1. Yuddi membahas segi medis dengan menjelaskan apa kanker itu, bagaimana pengobatannya, tantangan ketika menjalankan pengobatan, serta efek samping dari kemoterapi dan radiasi. Juga tentang banyaknya penawaran obat herbal dan pengobatan alternatif.
  2. Bonnie Andreas menjelaskan dari segi rohani, sejak pasien baru didiagnosis terkena kanker dan perjalanan rohaninya ketika menjalani pengobatan.

Para peserta yang hadir sangat banyak, sehingga memenuhi semua kursi yang tersedia. Acara ini amat menarik dan hidup, dan makin meriah dengan persembahan lagu dari paduan suara Pelangi yang menyanyikan “Mars Pelangi” dan “Lilin-lilin Kecil”.

Paduan suara yang berjumlah 20 orang ini terdiri atas para penyintas berbagai jenis kanker.

Bahkan Ibu Netty, sebagai pianis, bersama keluarganya dengan setia mendampingi paduan suara Pelangi ke GKI Taman Cibunut. Ibu Netty adalah relawan yang dikirim Tuhan untuk mengiringi dan mendukung paduan suara Pelangi. Terima kasih Ibu Netty untuk waktu dan perhatian Ibu bagi paduan suara Pelangi. Tuhan Yesus memberkati!

Dalam acara ini, GKI Taman Cibunut memfasilitasi akomodasi para peserta paduan suara Pelangi di hotel Latif.

Sesi 2 (pk. 20.30-22.30)

Setelah rehat makan malam, sesi yang dipandu oleh Pdt. Samuel ini diadakan dalam bentuk tanya jawab langsung antara para peserta dengan para penyintas Pelangi.

Pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai macam kanker ditujukan kepada para anggota paguyuban Pelangi yang ikut serta. Karena mereka menderita jenis kanker yang berbeda-beda, semua pertanyaan tersebut mendapat jawaban yang sangat memuaskan.

Sayang, dr. Yuddi dan Pdt. Bonnie tidak ikut dalam sesi 2 ini karena harus kembali ke Jakarta.

Tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan pk. 22.30 sehingga Pdt. Samuel terpaksa menghentikan acara tanya jawab ini. Baik para peserta maupun para penyintas Pelangi merasa sukacita dan diberkati dalam acara ini.

Seminar diakhiri dengan doa oleh Pdt. Samuel dan rombongan Pelangi kembali ke hotel.

Keesokan harinya, Minggu 3 Maret, paduan suara Pelangi kembali mempersembahkan pujian untuk kemuliaan Tuhan pada kebaktian pk. 9.30 di GKI Taman Cibunut. Setelah kebaktian usai dan menikmati makan siang, rombongan Pelangi kembali ke Jakarta dengan menggunakan bus. Perjalanan pulang yang ditempuh dalam waktu 5 jam itu terasa cepat karena semua merasa sukacita. Sungguh kami bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yesus. Dengan keterbatasan kami sebagai penyintas kanker, Tuhan masih memberi kesempatan dan kemampuan kepada kami untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Antar Kita
  • WEEKEND PASUTRI
    WEP adalah singkatan dari Weekend Pasangan Suami Istri, suatu program belajar bersama selama 3 hari 2 malam untuk pasangan...
  • GKI ORCHESTRA: Kidung Pengharapan
    Sekilas tentang GKI Orchestra GKI Orchestra merupakan ruang bagi remaja-pemuda dari seluruh GKI untuk memberikan talenta dan kerinduannya dalam...
  • Mata Air Kasih-Nya
    Yesus adalah Raja, ya benar, tetapi Ia berbeda dari raja yang lain. Sebuah Kerajaan, memiliki bendera, apapun modelnya, bahkan...
  • BELAJAR MELAYANI SEDARI KECIL
    Ibadah Anak/Sekolah Minggu sudah selesai, tapi masih banyak Adik adik Sekolah Minggu yang belum beranjak meninggalkan sekolah Tirta Marta...