Pak Sam., 48 tahun, kaget ketika suatu pagi bibirnya panas dan gatal. Istrinya melihat ada bintil-bintil seujung jarum pentul bergerombol di bibirnya. Persisnya di bibir bawah pada perbatasan antara bibir dengan kulit. Mengira digigit semut waktu tidur, Pak Sam. membiarkannya. Sehabis sikat gigi, rasa panas dan gatalnya tambah menjadi-jadi, tampak semakin merah, dan bintilnya bertambah nyata. Dokternya bilang Pak Sam. kena herpes simplex pada bibir. Penyebabnya virus herpes.
Dari mana Pak Sam. kena herpes bibir?
Dulu waktu belum menikah, ia mengaku pernah juga begitu. Herpes di bibirnya pernah beberapa kali kambuh, dan umumnya menyembuh sendiri. Ia ingat, herpes di bibirnya kambuh kalau kurang tidur.
Apa tak bisa sembuh? Ya. Virus herpes bibir mengendon di bawah kulit tempatnya kambuh. Virus akan bangkit dari tidurnya jika tubuh inangnya sedang lemah. Kurang tidur, begadang, lagi mens, kelelahan, atau stres fisik, faktor-faktor yang bisa bikin herpes simplex kambuh.
Herpes simplex bisa juga tumbuh di dalam rongga mulut, mirip seriawan. Maka jika seriawan acap kambuh periodik, misal selagi mens, atau stres tanggung bulan, kemungkinan herpes simplex penyebabnya.
Seperti herpes bibir, seriawan herpes kambuhnya di situ-situ lagi. Penularan biasanya lewat kontak berciuman. Bayi dan anak acap tertular herpes bibir dari orangtua atau pengasuh yang mengidap herpes simplex dengan cara dikecup atau dicium.
Herpes simplex tidaklah berbahaya, apalagi sampai mematikan. Namun ribetnya, lantaran obat antivirus masih belum bisa mengenyahkan virusnya dari tubuh. Obat cuma mempercepat sembuh sewaktu herpes menyerang, dan menjarangkan kekambuhan belaka. Ada obat antivirus yang diminum, ada juga yang dioleskan pada bintil herpesnya. Selain itu, pasien perlu banyak istirahat, tidak bekerja berat, dan bintil herpesnya jangan diutak-atik agar tidak komplikasi menjadi borok herpes.
Kalau herpes simpleks di bibir atau rongga mulut mungkin dianggap tidak terlalu aib, berbeda halnya dengan herpes simplex di kelamin. Tidak bisa tidak penyebabnya pasti hubungan seks dengan pasangan pengidap herpes kelamin. Suami umumnya tertular dari jajan di luar.
Bagaimana jika istri terserang herpes kelamin?
Umumnya ditularkan oleh pihak suami, dan suami mendapatkannya dari luar. Memang tidak berbahaya, apalagi sampai mematikan, namun aib herpes kelamin bisa bikin heboh rumah tangga. Istri yang sampai tahu suaminya kena herpes kelamin tidak mungkin berpikir lain, kecuali menuding suami menyeleweng.
Bahwa istri bisa juga tertular herpes kelamin dari perselingkuhannya dengan pria idaman lain (PIL), tak perlulah dipungkiri. Namun kultur juga yang masih melihat bahwa suami yang lebih sering berpotensi tertular penyakit kelamin lebih dulu lalu menularkan istri ketimbang dari pihak istri.
Seperti herpes simplex di bibir dan mulut, herpes kelamin yang berupa bintil bergerombol, gatal, panas, dan pedih kalau sudah pecah. Bintil bergerombol ini bisa di kepala penis, kulit kulup. Penyakit ini juga hanya bisa dijinakkan dengan obat antivirus tanpa mungkin memusnahkan virus penyebabnya.
Maka sepanjang tahun perkawinan, suami yang sudah mengidap herpes kelamin, berpotensi menularkannya kepada istrinya. Sudah berterus terang ataupun belum, suatu saat pihak istri akan tertular herpes kelamin juga jika hubungan seks dilakukan saat herpesnya lagi kumat.
Berbeda dengan pada pria, herpes kelamin pada wanita jauh lebih menyengsarakan. Selain perih-pedih, demam, dan mungkin rasa tidak enak, memerlukan perawatan khusus untuk cacar herpes di sekitar bibir kemaluan. Herpes kelamin pada wanita bisa juga terus menjalar sampai ke saluan vagina, dan mulut rahim juga. Jika hamil nanti, dan dari hasil pemeriksaan laboratorium darahnya herpesnya masih aktif, anak di kandungan berisiko cacat.
Itu sebab, wanita yang merasa mengidap herpes kelamin sebaiknya memeriksakan dulu kemungkinan herpes sebelum hamil. Biasanya satu paket pemeriksaan (TORCH= toxoplasma, rubella, cytomegalo virus, dan herpes). Jika dari pemeriksaan darah, titernya masih aktif herpes, sebaiknya tidak hamil dulu.
Herpes jenis satunya kita kenal sebagai herpes zoster. Mirip dengan cacar air, tapi bergerombol, dan kulit yang terkena berwarna merah seperti melepuh oleh api. Khas untuk herpes jenis ini, yaitu hanya mengenai sesisi tubuh. Sisi tubuh itu bisa di wajah saja, batang leher, dada dan punggung, lengan, perut, paha, tungkai, atau kaki.
Berbeda dengan herpes simplex, cacar zoster lebih besar, dan nyeri sekali. Sebelum cacar zoster muncul, kulit tempat cacarnya akan muncul terasa lebih sensitif. Terasa panas seperti terbakar, demam, tidak enak badan, muncul bercak merah pada kulit yang akan ditumbuhi cacar zoster, dan dalam hitungan jam cacar zosternya muncul berderet bergerombol menyerupai ular. Di kampung orang menyebutnya “cacar ular”.Tergesek baju saja pun pedihnya minta ampun.
Diobati atau tidak, zoster umumnya akan menyembuh sendiri. Obat antivirus mempercepat penyembuhan selain menjarangkan kekambuhan. Namun pada mereka yang sudah usia lanjut, serangan zoster umumnya lebih berat, terlebih jika sedang mengidap penyakit menahun lain, seperti kencing manis, TBC, payah ginjal, dan dayatahan tubuh sedang buruk. Komplikasinya bisa menyerang saraf di tempat cacar zosternya tumbuh, atau bila di wajah, bisa mengenai saraf mata dan bisa berakhir dengan kebutaan.
Zoster yang hebat di perut, misalnya, bisa menyerang pada kedua belah sisi, sehingga pasien seperti memakai ikat pinggang. Zoster begini tergolong berat, dan bukan tak mungkin bisa mematikan. Maka zoster pada usia lanjut perlu mendapat perawatan yang lebih khusus agar serangan zoster tidak berat. Rasa nyeri dan keluhan saraf sehabis zoster sembuh mungkin masih bersisa sampai beberapa bulan.
Sama seperti herpes umumnya, faktor dayatahan tubuh menentukan sekali. Kita tahu dayatahan tubuh berangsur menurun dengan bertambahnya usia. Maka betapa penting upaya-upaya meningkatkan dayatahan tubuh, selain hidup lebih tertib, agar tubuh tidak menjadi lengah menghadapi serangan virus herpes, termasuk virus lain yang ratusan jumlahnya berseliweran di sekitar kita.
Dr. Handrawan Nadesul
3 Comments
Krishna Wigena
September 14, 2010 - 10:19 amPak Dokter Handrawan, Terimakasih atas informasinya, Saya mengalami herpes di bibir percis seperti yang dipaparkan bapak, Dialami ketika saya kurang tidur atau tubuh tidak fit seperti sekarang ini. Hal ini terjadi kadang2 sekali aja atau berkelanjutan ketika yang satu belum sembuh timbul lagi ditempat yang lain bila istirahatnya kurang,Tapi selama ini tidak pernah diobatin sembuh sendiri setelah beberapa minggu. Tapi cukup mengganggu juga , Kira2 cara mengobatin atau mencegah supaya tidak timbul lagi bagaimana menghadapinya????
Terimakasih, Krishna.
rosi
Oktober 23, 2010 - 10:31 amWhat a great article. Thanks. =D
mestika
Oktober 29, 2010 - 7:38 pmPak dokter handrawan. sekarang saya saat ini sedang mengalami penyakit tersebut yaitu herpes simplex. saya ingin bertanya apakah penyakit tersebut akan menjalar ke seluruh tubuh jika di diamkan saja? terima kasih