“Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium, dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan.“ (Kisah Para Rasul 16:2,3a)
Ada sebuah legenda yang menarik tentang kerjasama. Di sebuah desa, hidup seorang kakek sederhana yang memiliki tekad besar untuk memindahkan gunung. Ia merasa terganggu oleh keberadaan gunung itu, yang menyebabkannya sering harus melakukan perjalanan mengelilingi gunung sebelum tiba di desa yang lain. Maka si kakek mengajak seisi keluarganya untuk mulai menggali gunung dan memindahkannya. Walaupun hal itu dipandang sangat konyol oleh seisi desanya, namun demi menghormatinya, segenap warga desa pun bergotong royong dengan peralatan ala kadarnya. Kegiatan kerjasama yang sangat tidak lazim ini akhirnya menarik perhatian para penghuni surga dan Tuhan. Untuk mengapresiasi semangat serta persatuan mereka itu, maka suatu malam Tuhan memenuhi kerinduan hati si kakek lugu itu. Kalau sudah ada campurtangan dari pihak Tuhan maka segala kemustahilan pun akan lewat.
Di hidup kita ada banyak hal yang dapat diselesaikan oleh seorang saja. Tapi seringkali lebih indah jika diatasi ramai-ramai dalam suatu kerjasama. Biasanya Tuhan lebih menghargai kerjasama yang dilakukan oleh anak-anak-Nya, sebab di situ ada peluang bagi kita untuk saling menyatakan kepedulian dan kasih kepada sesama, seperti yang diharapkan oleh Tuhan dalam Hukum Kasih-Nya itu. Untuk mengapresiasi kerjasama yang kita lakukan, Tuhan memunculkan hal-hal yang indah dan memperkaya hidup kita. Yang dimaksud dengan “memperkaya” di sini tidak selalu menyangkut materi. Perenungan kita kali ini tentang kerjasama tingkat tinggi, yang dilakukan pasangan Paulus dan Timotius dalam rangka pelebaran Kerajaan Allah. Dalam perjalanan Perkabaran Injil, menyangkut keselamatan jiwa manusia serta kebahagiaan sejati merupakan dambaan kita semua.
1.Kerja Sama yang Kompak dan Bersih
Seperti yang dibaca di Filipi 2:20. Sehati sepikir dalam Kristus. Saling memerhatikan kepentingan pihak lain. Melayani Tuhan dengan kesetiaan yang sudah teruji. Memiliki hubungan batiniah yang mendalam, seperti anak dengan ayahnya sendiri. Jika semua ini dijabarkan di dalam kenyataan sehari-hari, maka akan memunculkan serangkaian kehidupan yang sangat menarik. Menjadi berbobot ketika kedua pihak berfokus kepada pelayanan untuk Kristus. Paparan ini di satu pihak dapat melegakan hati, atau justru sebaliknya dirasakan sebagai sebuah tamparan. Di dalam jemaat Tuhan, hal Itu bergantung dari kualitas kerjasama antar aktivis gereja, termasuk para penatua dan para pendeta.
FRIENDSHIPS BEGUN IN THIS WORLD WILL BE TAKEN UP AGAIN, NEVER TO BE BROKEN OFF
St. Francis De Sales
2. Saling Menghargai dan Saling Membutuhkan
Paulus telah banyak pengalamannya. Ia seorang rasul Tuhan yang arif, dan memiliki banyak sahabat yang mengasihi atau musuh yang membencinya. Semua itu mempunyai nilai lebih yang harus diperhitungkan. Tapi Timotius lebih muda usia, lebih cerdas,lebih tangkas dan kuat, meskipun ia juga memiliki beberapa kekurangan dalam sikap maupun kesehatannya. Semua itu terbaca dalam Alkitab, untuk menunjukkan bahwa menjadi penginjil tidak harus sempurna. Yang penting bisa memiliki kerjasama yang baik dengan rekan kerjanya. Bisa saling menghargai dan saling melengkapi.
Di atas semua itu, kerjasama juga bisa melalui hal-hal yang sama. Tujuan yang sama. Cara-cara yang sama. Ajaran, visi dan misi yang sama. Jika semua itu dijaga dan dikembangkan, maka kerjasama akan makin kokoh kuat.
3. Berdasarkan Keinginan untuk Saling Memberikan yang Terbaik
Bukan keinginan untuk menjatuhkan, tapi membangun. Membuang jauh-jauh segala pikiran yang negatif. Memerhatikan rekankerja dengan maksud untuk bisa memberikan dukungan, seperti tangan kanan terhadap tangan kiri, dan sebaliknya.
FRIENDSHIPIS IN LOVING RATHER THAN IN BEING LOVED
Robert Bridges
Bagaimana ketika kita membawa hasil karya kita kepada Tuhan?Tuhan tidak pernah hanya terpesona oleh persembahan yang sudah jadi, tetapi selalu memerhatikan asal usul, proses dan motivasinya. Apakah dengan cara-cara yang legal? Apakah melalui kerjasama yang jujur? Apakah ada pengorbanan yang dilakukan dengan ikhlas di situ? Sama seperti seorang pemain sepak bola yang berhasil memasukkan gol, perlu diteliti juga siapa yang telah memberikan umpan kepadanya sehingga gol itu tercetak.
4. Kerja Sama Melalui Krisis
Dua kali mereka ditolak oleh Roh Kudus, akhirnya diberi lampu hijau, bahkan diundang untuk memberitakan Injil Tuhan di Makedonia (Kisah Para Rasul 16:6,7,9). Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam kerjasama itu mereka sempat menghadapi banyak penolakan dan kesulitan. Ada hal-hal yang manis dan menyenangkan, tapi tak jarang juga yang getir dan menyakitkan. Penjara, serangan alam, serangan para bidah, fitnah, penyakit, kelaparan, dan banyak lagi. Semua itu justru dapat memperkokoh persahabatan bahkan persaudaraan dalam kasih Kristus. Ikatan karena darah Kristus sering lebih kental dari pada karena darah orangtua.
5. Kerja Sama yang Berkesinambungan
Diperkirakan Timotius mengikuti Paulus selama 12 tahun. Dan itu hampir secara beruntun. Ada kesinambungan, makin mengenal dan saling memahami. Ada sama rasa dan keterbukaan. Tuhan Yesus selamanya mempersatukan kita dalam kasih persaudaraan yang indah. Kasih-Nya selalu siap dan memadai untuk menjadi pengikat yang erat.
> Pdt.Em.Daud Adiprasetya
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.