Nama Lengkap : Yozefa Ardiana Krisna Dewi
Nama Panggilan : Shefa Ardiana
Tempat/ Tanggal lahir : Salatiga, 3 April 1999
Asal gereja : GKI Tegalrejo Salatiga
Studi : Sarjana Filsafat Keilahian Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana
Judul skripsi : Konsep Gereja Kristen Indonesia tentang Pakaian Kependetaan
Tempat pelayanan : GKI Tegalrejo Salatiga, GKI Adisucipto, Pos GKI Palagan, GKI Metro Lampung, GKI Gading Serpong, GKMI Siloam Salatiga.
Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara. Saya mempunyai seorang adik perempuan yang tinggal bersama Ibu, sedangkan ayah saya bekerja di luar kota. Saya tidak berasal dari keluarga yang aktif pelayanan di gereja, tetapi sejak masih Sekolah Minggu saya dibiasakan untuk melayani di gereja, khususnya menari, karena ibu saya dulunya penari. Lingkup pertemanan di gereja yang erat membuat saya dan teman-teman melanjutkan pelayanan sebagai pengurus remaja dan pemuda, sampai akhirnya saya berhenti dari kepengurusan saat saya meneruskan pendidikan teologi di UKDW.
Kehidupan pelayanan selama di gereja bukan menjadi alasan saya untuk meneruskan pendidikan Teologi, tetapi kehidupan pelayanan sebelumnya menjadi bekal buat saya melanjutkan pendidikan saya. Berbicara mengenai alasan saya memutuskan masuk teologi saat itu, mungkin tidak masuk akal bagi para pembaca. Pasalnya, saat itu saya memutuskan untuk masuk teologi karena ‘mau’ dan saya pun tidak tahu mengapa saya mau, padahal sebelumnya saya sudah mendapat tawaran beasiswa di kampus lainnya.
Dengan alasan ‘mau’ yang muncul secara natural, saya melepaskan beasiswa dan ikut seleksi kader GKI, dengan kesadaran penuh bahwa masuk teologi tidak mudah, karena harus melewati tes kader GKI selama 3 hari dan kemungkinan untuk bisa lolos tidak ada 50%. Saat itu saya berbicara dengan Tuhan dan diri saya sendiri: jika saya lolos seleksi kader GKI berarti memang ini jalan saya, dan benar saja saya lolos. Keputusan GKI yang meloloskan saya, menjadi awal mula panggilan Tuhan bagi hidup saya. Hal itu adalah anugerah sekaligus tanggung jawab yang Tuhan berikan untuk masuk dalam karya Allah. Karena itu saya masuk teologi bukan karena kemampuan saya, bahkan tanpa tujuan apa-apa saat itu, tetapi karena Tuhan memanggil saya dengan caranya, berbekal kemauan diri.
Baru setelah saya berada di teologi dan berproses bersama dalam kegiatan belajar mengajar, pelayanan, organisasi dan relasi bersama teman-teman, akhirnya sedikit demi sedikit saya mulai menemukan maksud Tuhan yang menuntun saya di jalan-Nya. Saya bahkan tak hanya dituntun untuk menemukan maksud-Nya, tetapi juga berpulih dan merasakan cinta kasih Nya. Kini di dalam pengembaraan saya, saya banyak memfokuskan diri pada family ministry, khususnya bidang pastoral, lansia dan juga anak.
Meski begitu, di praktik jemaat (stage) saya di GKI Pondok Indah ini, saya memfokuskan diri dalam pembinaan, dengan ketertarikan di bidang pembinaan pranikah. Pembinaan sebenarnya bidang yang paling tidak saya kuasai, dan saya tidak tertarik sebelumnya, padahal saya tahu bahwa pembinaan menjadi bagian penting dalam kehidupan bergereja.
Bagi saya yang lebih suka di lapangan—seperti pastoral bertemu orang—teori seperti pembinaan sama sekali tidak menarik. Namun setelah terjun langsung di bidang ini, saya menemukan ketertarikan baru di bidang pembinaan. Saya nyaman berada di dapur yang memikirkan materi, dan kondisi jemaat, dan apa yang diperlukan. Saya suka ide-ide baru yang menyegarkan. Saya harap dengan berada di dapur pembinaan, saya dapat belajar banyak, sehingga menambah skill dan pengetahuan saya untuk proses-proses saya selanjutnya.•
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.