Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. (Kis. 10:35)

Dalam berbagai ajang pencarian bakat, para peserta yang mengikuti audisi berusaha untuk bisa lolos dan menjadi pemenang. Antrean yang panjang tidak menyurutkan niat para peserta audisi. Ketika tiba saatnya tampil di depan juri, para peserta berusaha semaksimal mungkin menunjukkan penampilan yang sudah mereka persiapkan. Tujuannya hanya satu, yakni supaya para juri menyukai mereka dan mereka lolos ke babak selanjutnya.

Bacaan hari ini berkisah tentang Petrus dan Kornelius. Kornelius adalah perwira pasukan Italia yang berhati baik. Allah mengatur pertemuan mereka berdua melalui suatu penglihatan, yang dialami, baik oleh Petrus maupun Kornelius. Setelah berjumpa dengan Kornelius, Petrus berkata bahwa Allah tidak membedakan orang dan bahwa setiap orang yang mengamalkan kebaikan berkenan kepada-Nya. Kornelius bukan orang Yahudi. Ia orang Italia. Namun, segala sedekah dan perbuatan baiknya diterima oleh Allah.

Jika peserta audisi menunjukkan yang terbaik supaya mereka berkenan di mata para juri, lantas bagaimana dengan kita, orang Kristen? Apa yang kita tunjukkan untuk dilihat oleh Allah? Intensitas seorang Kristen dalam beribadah, bukanlah sebuah jaminan bahwa ia berkenan di hadapan Allah. Yang membuat orang dikenan Allah adalah segala perbuatan baiknya. Mari kita terus mengupayakan kebaikan dalam kehidupan kita! [Pdt. Firmanda Tri Permana]

REFLEKSI:
Allah melihat apa yang kita perbuat. Ia melihat usaha kita untuk terus melakukan kasih bagi sesama. Maka, jangan bosan berbuat baik.

Ayat Pendukung: Mzm. 98; Yes. 42:5-9; Kis. 10:34-43
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.