Isi hati seseorang biasanya nampak dari wajahnya. Orang lain biasanya mampu membacanya. Muka sedih, muka gembira, muka nyinyir, muka marah, muka kecewa, dan berbagai ekspresi lain, terlukis di wajah setiap manusia. Apa yang ada di hati meluap di guratan wajah kita.
Kedekatan kita dengan Kristus melahirkan hati yang positif. Kedekatan pada-Nya membangkitkan pengampunan. Ketika pengampunan itu hidup di hati manusia, ia akan jarang melukiskan kemarahan di wajahnya. Iman pada Allah juga melahirkan sukacita dan pengharapan. Meski dalam tantangan kehidupan yang begitu berat, pengharapan pada Sang Empunya kehidupan menggurat wajah kita dengan wajah yang penuh semangat untuk kerja keras bersama-Nya. Keyakinan pada penyertaan Roh Kudus, membuat wajah seseorang penuh dengan cahaya sukacita dan kebahagiaan.
Sebaliknya, kuasa kegeraman mendatangkan wajah yang penuh dengan kemarahan dan angkara murka. Kuasa kecemasan melahirkan wajah yang penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan. Juga kuasa keserakahan menggurat wajah penuh dengan semangat menguasai dan menaklukkan.
Apa yang ada di hati bukan saja meluap dari perkataan, tetapi juga nampak di muka seseorang. Hendaknya setiap kita yang telah berjumpa dengan Kristus, bersaksi melalui roman muka kita yang penuh kasih dan pengharapan dalam hidup sesehari. Wajahmu dan wajahku mencerminkan wajah kasih Kristus. Kenangan tentang muka/wajah membuat kita melayang pada kisah Sekolah Minggu. Sebuah lagu Sekolah Minggu mengajak anak-anak menghidupi wajah Kristus karena Ia memberi kebahagiaan pada kita.
Senyum dan bermuka gembira ; angkat tangan pujilah Dia
Berjabat tangan semua ; senyum gembira
Syarat dan Ketentuan
-
- hanya berlaku bagi orang yang berhati tulus, yang bersedia hidup dalam keselarasan antara hati, wajah, dan tindakan
- tidak berlaku bagi orang yang berjiwa penipu (Mazmur 32:2) yang sengaja memainkan roman muka untuk mencapai kepentingannya sendiri
BA
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.