Upin, Ipin, Fizi, Dan Pengangkut Sampah

Upin, Ipin, Fizi, Dan Pengangkut Sampah

Belum ada komentar 135 Views

Upin dan Ipin barangkali merupakan film cerita anak-anak yang cukup fenomenal saat ini. Aku sendiri tidak tahu sampai seberapa jauh film ini sudah merasuk pada anak-anak zaman sekarang. Namun yang jelas, saat ini kerap kali aku melihat beraneka mainan atau buku dengan gambar tokoh Upin dan Ipin.

Sebenarnya, aku tidak terlalu suka dengan menjamurnya tokoh Upin dan Ipin di berbagai mainan anak-anak itu. Tetapi harus kuakui, aku menikmati menonton film anak-anak tersebut. Lucu, cerdik, dan khas anak-anak adalah kesan yang menempel setiap kali usai menyaksikan film tersebut. Walaupun satu film sudah diputar berulang kali, aku tak terlalu bosan menontonnya.

Hmm, barangkali karena aku tidak punya televisi ya? Jadi aku menontonnya pun jarang-jarang, hanya pada saat mudik, berkunjung ke rumah teman atau saudara yang punya televisi.

Salah satu adegan film yang aku ingat betul adalah ketika Cik Gu (Bu Guru) memberi tugas kepada Upin Ipin serta teman-temannya di seluruh kelas untuk menggambarkan cita-cita mereka. Yang aku ingat, Jarjit menempelkan gambar polisi yang menangkap pencuri. Apakah Jarjit bercita-cita jadi polisi? Oh, tidak. Lalu, dia jadi pencurinya dong? Tidak juga. Rupanya dia ingin jadi pembawa berita di televisi. Ceritanya, ia akan mengabarkan kejadian semacam itu di televisi. Cara penyampaian yang unik. Lalu keunikan yang kedua adalah cita-cita Fizi. Dia menggambarkan dirinya sedang naik di belakang mobil pengangkut sampah. Awalnya, tentu dia ditertawakan oleh seluruh kelas. Tetapi Cik Gu dengan bijaknya memberi penjelasan bahwa cita-cita Fizi itu mulia. Coba kalau tidak ada petugas pengangkut sampah? Apa jadinya lingkungan kita? Bakalan bau dan jelas tidak sehat.

Siang ini baru saja gerbang halaman depan rumahku dibuka. Rupanya tukang sampah datang. Lelaki berkaus cokelat itu mengambil kantong-kantong plastik berisi sampah dari tong sampah di dekat pohon kelapa dekat pagar. Kantong-kantong itu ia kumpulkan dalam satu keranjang bambu. Setelah itu, ia menyapu bagian dalam tong sampah dan membuang air hujan yang menggenang di dalamnya. Tak sampai 10 menit ia melakukan itu semua. Kemudian ia membawa sampah-sampah kami dalam gerobak sampahnya.

Aku tak tahu, apakah Fizi pernah menyaksikan petugas pengangkut sampah yang biasa bertugas di lingkungan tempat tinggalku. Hmm, barangkali bukan Fizi secara literal ya? Maksudku, sang penggagas cerita tersebut tentunya. Cerita Upin dan Ipin memang buatan Malaysia, dan barangkali di sana petugas pengangkut sampah tampak lebih rapi. Barangkali, lo ya? Wong aku belum pernah ke Malaysia.

Aku rasa, dari sekian banyak anak yang bersekolah di Indonesia tidak ada yang bercita-cita menjadi petugas pengangkut sampah seperti lelaki yang kusaksikan siang ini. Mungkin, pengangkut sampah itu pun tidak menghendaki anaknya meneruskan pekerjaan ayahnya. Siapa sih yang ingin berkotor-kotor mengangkut sampah? Kupikir, semulia-mulianya pekerjaan mengankut sampah, pekerjaan itu dianggap pekerjaan kelas bawah.

Bagaimanapun, sampah itu perlu dikelola. Banyak hal yang aku pikir bisa dilakukan untuk itu. Yang paling gampang adalah dengan memilah sampah. Dengan memilah sampah itu saja, petugas pengangkut sampah kupikir sudah cukup terbantu pekerjaannya. (Dari pengalamanku, dipisahnya sampah organik dan nonorganik membuat bak sampah menjadi relatif tidak berbau.) Yang kedua, barangkali para petugas pengangkut sampah ini bisa lebih diberdayakan lagi. Mereka tak hanya mengangkut sampah, tetapi bisa membuat bank sampah. Bank sampah adalah suatu wadah di mana warga bisa mengumpulkan sampah nonorganik dan mereka bisa mendapatkan uang (karena sampah anorganik itu bisa didaur ulang dan menghasilkan uang).

Aku berharap kelak ada film (anak-anak) yang menggambarkan tentang pengolahan sampah. Jadi Fizi tak hanya bercita-cita menjadi pengangkut sampah, tetapi menjadi pengolah sampah. Semoga pula orang-orang yang kini telah mengelola sampah terus menjadi inspirasi bagi kita. Dan kita semua akhirnya menjadi lebih bijak dalam memandang dan mengurus sampah.

 

Krismariana

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Artikel Lepas
  • Kami Juga Ingin Belajar
    Di zaman ini, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat, manusia justru diperhadapkan dengan berbagai macam masalah...
  • KESAHAJAAN
    Dalam sebuah kesempatan perjumpaan saya dengan Pdt. Joas Adiprasetya di sebuah seminar beberapa tahun lalu, ia menyebutkan pernyataan menarik...
  • Tidak Pernah SELESAI
    Dalam kehidupan ini, banyak pekerjaan yang tidak pernah selesai, mulai dari pekerjaan yang sederhana sampai pekerjaan rumit seperti mengurus...
  • Mengenal Orang Farisi
    Bedah Sejarah Israel Di Masa Yesus
    Arti Kata Farisi Kata Farisi—yang sering diterjemahkan sebagai ‘memisahkan/terpisah’— menunjukkan sikap segolongan orang yang memisahkan diri dari pengajaran—bahkan pergaulan—...
  • Mengenal Sosok Herodes
    Bedah Sejarah Israel Di Masa Yesus
    Herodes dalam Injil Banyak orang tidak terlalu menaruh perhatian pada sosok Herodes dalam Injil. Kebanyakan mereka hanya tahu bahwa...