Sebab Engkaulah harapanku, ya TUHAN, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. (Mazmur 71:5)
Saya memiliki seorang sahabat sejak masa SMA yang memberikan banyak kenangan manis. Namun selepas SMA kami harus berpisah karena dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di Inggris. Sudah lama kami tidak saling berhubungan karena sulitnya sarana komunikasi saat itu. Tiba-tiba ketika terjadi peristiwa kerusuhan Mei 1998, ia dengan sengaja menelepon dan menanyakan bagaimana kabar saya karena ia mencemaskan keadaan saya. Lalu ia mengirimkan uang dari luar negeri untuk menunjukkan kasih dan perhatiannya yang besar.
Bagi pemazmur, TUHAN adalah tempat ia berlindung, yang digambarkan sebagai gunung batu perlindungan, bukit batu, dan pertahanannya. Ketika Daud mengalami kondisi terjepit oleh musuh-musuh yang hendak menyerangnya, maka ia berseru kepada TUHAN. TUHANlah pengharapannya, sehingga ia selalu memohon pertolongan-Nya untuk melepaskannya dari situasi sulit dan berat. Ia mengakui sejak masa mudanya ia sudah percaya kepada TUHAN dan selalu mengandalkan-Nya dalam kehidupannya, bahkan sampai masa tuanya.
Di tengah dinamika kehidupan yang selalu berubah-ubah, kita membutuhkan tempat bergantung yang bisa diandalkan untuk menghadapi berbagai persoalan hidup. Pemazmur mengajak kita menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sandaran dan pengharapan kita, karena ia sendiri telah mengalami bagaimana Tuhan tidak pernah mengecewakan sejak masa mudanya. Karena itu berserulah kepada Tuhan ketika kita berada dalam pergumulan, karena Ia dapat dipercaya untuk menolong kita. [Pdt. Melani Ajub Egne]
REFLEKSI:
Di dalam Tuhan ada pengharapan bahwa kita tidak akan dibiarkan sendirian, namun kita akan diluputkan dari berbagai hal yang menekan kita.
Ayat Pendukung: 2 Taw. 35:20-27; Mzm. 71:1-6; Kis. 19:1-10
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.