Saya mau bertanya, jika memang Tuhan menyayangi umatNya, lalu mengapa Tuhan membiarkan suatu pembunuhan/penganiayaan terhadap seseorang yang sama sekali tidak berdosa? Atas jawabannya, terimakasih.
Dari Ivibrianty
Pdt. Rudianto Djajakartika:
Ivi yang baik,
Memang tidak mudah menerima kenyataan bahwa sebuah kejahatan terjadi di depan mata kita. Apalagi bila hal ini kita kaitkan dengan ‘kemahakuasaan Tuhan’. Mengapa Tuhan tidak mencegahnya? Tetapi kita harus ingat, bahwa Allah menciptakan manusia dengan kebebasannya. Karena itulah maka Allah menahan kuasa Nya demi kebebasan manusia itu. Tetapi bukan berarti Allah lalu tinggal diam dan membiarkan manusia berbuat jahat semaunya. Apa yang Allah lakukan?
- Allah memanggil manusia untuk melakukan kebaikan. Untuk itu Allah menebus dan memampukan manusia untuk dapat memerangi segala yang jahat dalam dirinya. Dengan segenap hati Allah mengupayakan agar manusia tidak melakukan kejahatan pada sesamanya, dan untuk itu Allah bahkan rela berkorban di kayu salib melalui Yesus Kristus. Dari sini menjadi jelas bagi kita, bahwa Allah tidak pernah membiarkan kejahatan terus terjadi diantara manusia.
- Allah menciptakan lembaga pemerintah yang menyandang pedang untuk melindungi manusia dari kejahatan sesamanya (Roma 13:4). Nah, kembali kita melihat bahwa Allah tidak pernah membiarkan kejahatan terjadi diantara manusia.
Tetapi mengapa kadang pembunuhan/penganiayaan terjadi pada orang yang tidak bersalah? Ya karena manusia yang bebas itu memang bisa menolak panggilan Allah dan terus melakukan kejahatan pada sesamanya. Kita tidak bisa melempar segala penyesalan atas peristiwa yang terjadi itu semata pada kemahakuasaan Allah, sebab sejak Allah menciptakan manusia dalam kebebasannya, Allah sudah menahan kuasaNya, dan hanya memakai kuasaNya secara tidak langsung untuk mencegah kejahatan manusia. Diantaranya melalui salib dan lembaga pemerintahan. Selain itu, Allah juga memakai setiap anak-anakNya (termasuk Ivi) untuk menebar kebaikan dan mengubah yang jahat menjadi baik. Itulah tugas kita semua sebagai hamba Allah.
Kita memang prihatin bila kejahatan terjadi, tetapi tidak cukup hanya prihatin, menjadi panggilan kitalah untuk mengubah yang jahat itu menjadi yang baik. Demikian jawaban saya, semoga bisa memuaskan Ivi.