Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. (Mzm. 121:2)
Tokoh-tokoh superhero dalam cerita fiksi, lahir dari kerinduan manusia akan hadirnya sosok penolong. Penolong itu akan segera datang tepat pada waktu genting untuk menyelamatkan. Tidaklah berlebihan, jika kisah-kisah fiksi superhero itu mewakili kita. Siapa pun dalam keadaan sulit, penuh masalah, berhadapan dengan si penindas dan merasa diri tidak berdaya akan mengharapkan hadirnya sosok penolong. Penolong itu akan segera datang mengangkat semua persoalan. Sayangnya, kehidupan nyata tidak sama seperti kisah film-film fiksi itu.
Mazmur yang kita baca hari ini disebut mazmur ziarah. Sangat mungkin mazmur ini ditujukan untuk umat Allah yang datang dari berbagai tempat untuk beribadah di Bait Suci, Yerusalem. Mereka menempuh perjalanan sulit. Melintasi tanah yang berbukit-bukit, alam yang tidak ramah dan terancam bahaya dari para penyamun. Dalam kondisi terancam, para peziarah bisa saja berseru, “… dari manakah datangnya pertolonganku?” Lalu pemazmur mengingatkan, “Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi” (Mzm. 121:2).
Bukankah kehidupan kita seumpama dengan para peziarah itu? Kita ada dalam pengembaraan di gurun dunia ini. Bagaikan musafir, kita berada dalam perjalanan menuju kehidupan kekal. Jelas banyak bahaya dan ancaman. Namun, mazmur ini mengingatkan kita, hanya TUHANlah satu-satunya Penolong kita! [Pdt. Nanang]
REFLEKSI:
Bila TUHAN penolong kita, siapakah lawan kita?
Ayat Pendukung: Mzm. 121; Mi. 7:18-20; Rm. 3:21-31
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.