… “TUHAN kiranya mengawasi antara aku dan engkau, apabila kita berjauhan (Kejadian 31:49)
Banyak orangtua yang berkeinginan agar anaknya yang sudah menikah tetap tinggal bersama mereka dan mengikuti cara hidup mereka. Sebaliknya, anak yang sudah menikah ingin hidup mandiri, terpisah dari orangtuanya, dan memiliki cara sendiri dalam menjalankan rumah tangganya. Hal ini sering menimbulkan ketegangan bahkan perselisihan di antara mereka.
Demikian pula Laban yang tidak ingin anak dan cucunya jauh darinya. Namun, Yakub bersikeras ingin hidup mandiri bersama istri dan anak-anaknya. Akhirnya, mereka mengikat perjanjian bahwa masing-masing pihak akan tetap melakukan hal yang baik. Yakub akan menjaga anak- anak dan cucu-cucu Laban, sementara Laban tidak akan mengganggu Yakub. Yang terutama, mereka percaya bahwa TUHANlah yang mengawasi mereka. Jika di antara mereka ada yang melanggar, maka TUHAN yang akan bertindak. Dengan cara ini, mereka berdamai, saling menghargai, dan saling percaya. Laban melepas anak, menantu, dan cucu- cucunya dengan keyakinan bahwa TUHAN akan melindungi mereka. Yakub pun pergi bersama istri dan anak-anaknya dengan lega, karena merasa didukung oleh ayah mertuanya.
Keyakinan bahwa Tuhan mengawasi semua anggota keluarga kita adalah kunci untuk hidup damai. Tak ada ketegangan antar anggota keluarga. Semua saling menghargai, menghormati, dan memercayai sesama anggota keluarga yang memiliki sikap, pendapat, dan pilihan yang berbeda. Tuhan mengawasi. [Pdt. Em. Dianawati S. Juwanda]
DOA:
Tuhan, tidak seorang pun yang luput dari pengawasan-Mu. Ajarlah kami untuk saling percaya dan memercayakan sesama kami kepada Tuhan. Amin.
Ayat Pendukung: Kej. 31:43-32:2; Mzm. 121; 2 Tim. 2:14-26
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.