Terus Berkarya di Usia Tua

Terus Berkarya di Usia Tua

Belum ada komentar 2235 Views

Kenapa takut menjadi tua? Karena bila Tuhan memberi kita umur panjang, kita semua pasti bertambah tua! Bila kita bercermin, kita akan melihat sosok yang jauh berbeda dari gambar diri yang selama ini melekat pada memori kita. Gigi yang mulai bermasalah dan tanggal, kulit pipi mulai kendur dan berbercak coklat, kantong mata yang membesar, rambut menipis –sebagian bahkan menjadi botak— yang berubah warna menjadi abu-abu putih, keriput semakin banyak di dahi di daerah sekitar mata, mulut dan leher, dan tubuh yang tidak bertambah tinggi bahkan memendek, hanyalah tanda-tanda usia lanjut yang –betapapun hebat upaya kita untuk mengurangi dan menyamarkannya— tidak bisa dihindari.

Mungkin yang sebetulnya kita takutkan adalah bila derap kehidupan kita tidak lagi sebaik dulu karena kesehatan kita mulai merapuh dan tulang-tulang yang ngilu mulai membatasi ruang gerak hidup kita, juga penglihatan dan pendengaran yang berkurang sehingga harus ditopang dengan alat bantu. Kita takut bila kita tidak bisa berkarya seperti dulu. Kita takut menjadi manusia yang tidak berguna. Kita takut tidak lagi dibutuhkan dan kehadiran kita malah menjadi beban. Kita takut ditinggalkan atau meninggalkan pasangan hidup, keluarga dan teman-teman yang semuanya begitu berharga bagi kita.

Namun alih-alih menjadi takut, sesungguhnya beranjak tua di dalam Tuhan adalah suatu kehormatan. Seperti indahnya pemandangan senja yang menandingi pemandangan mentari terbit, atau manisnya makanan penutup setelah kita menikmati appetizer dan hidangan utama, usia tua adalah mahkota yang Tuhan taruhkan di kepala kita sebelum kita boleh memasuki gerbang-Nya. Kita kembali menikmati seperti kanak-kanak yang dilindungi dan dilayani setelah sekian lama kita berperan melindungi dan melayani. Kita diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mungil yang dulu kita tuntun, sekarang menuntun kita.

Saya mulai mendapatkan kehormatan itu (meskipun saya belum merasa tua). Suatu pagi saya berjalan kaki ke Pasar Mede karena tidak tega membangunkan suami atau anak-anak yang baru tidur larut malam. Saya sedang menikmati desiran angin pagi yang dingin menyegarkan dan keindahan bangunan rumah-rumah yang asri ketika saya mendengar suara motor menggerung dan berhenti dengan cepat. Ternyata anak saya menjemput dan ia menegur dengan marah: “Mama, kenapa ngga bangunin Michael? Bahaya tahu jalan sendiri!” Atau setiap kali akan menyeberang jalan, dengan sigap tanganku digandeng Yason sambil dinasihati: “Hati-hati, Mama, kalau mau menyeberang!” Ketika suami bertugas ke luar kota, anak-anak –yang biasanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing— entah kenapa semuanya di rumah menemaniku dan si bungsu Christian bahkan asyik di kamarku membaca sampai tertidur di sampingku. Alangkah melegakan melihat mereka telah bertumbuh besar dan kuat. Memang mereka masih sekolah dan belum bekerja, tongkat estafet masih kugenggam dan belum kuserahkan pada mereka, tapi cepat sekali rasanya mereka beranjak dewasa.

Sungguh besar kemurahan Tuhan yang membolehkan kita melihat anak-anak yang dulu duduk manis mendengarkan cerita kita tentang kebaikan Tuhan, sekarang berdiri di depan menyampaikan renungan akan kasih Tuhan dan berperan aktif dalam pelayanan gereja. Terkadang kita terpana mendengarkan buah pikiran mereka yang cemerlang dan sungguh mengharukan melihat mereka yang sudah menjadi jauh lebih pintar dan bijaksana, tetap membutuhkan kita. Tetap menanyakan pendapat, meminta nasihat dan dukungan doa restu kita.

Maka usia tua bukanlah penghalang bagi kita untuk terus berkarya bagi kemuliaan-Nya. Kesendirian tidak membuat kita kesepian karena hati kita dipenuhi kasih-Nya. Banyak hal baik dapat kita lakukan bagi-Nya dan bagi sesama. Selama kita masih bernapas, kita bisa terus menaikkan puji-pujian bagi-Nya (Ayo, bergabung dengan salah satu paduan suara gereja! Percayalah sekalipun saya sendiri buta not dan tidak memiliki bakat seni suara, ternyata pelatih-pelatih kita yang hebat dapat melatih saya untuk bernyanyi dengan benar).

Selama kita masih berbicara, kita juga sudah sepatutnya menceritakan betapa baiknya Tuhan dan bahwa kasih-Nya tidak berkesudahan (So, mari kitorang ikut pelayanan dalam Komisi Anak, Komisi Remaja atau Sekolah Minggu yang masih kekurangan pegiat). Marilah tertawa bersama anak-anak kecil yang lucu –generasi penerus kita— dan mengajarkan mereka (yang selalu dipenuhi rasa ingin tahu) semua hal yang dapat menjadikan dunia ini tempat yang lebih aman, indah, ramah dan menyenangkan! Kita pun bisa terus mendoakan mereka yang tidak lagi di dekat kita, sehingga jarak dan tempat tidak menjadi penghalang bagi kita untuk mengasihi mereka. Persekutuan Doa Pagi setiap Sabtu pukul 05.30 di ruang Korintus adalah salah satu wadah bagi kita untuk menaikkan doa syafaat bersama.

Selama tangan kita masih berfungsi, kita dapat terus melakukan pekerjaan baik yang berguna. Kita dapat memperbaiki apa yang rusak, mengobati yang sakit, membalut luka, bercocok tanam dan berkebun, merangkai bunga, memainkan alat musik, menekuni hobi, menjaga kebersihan, menghias, meracik jamu atau minuman herbal bergizi, memberi pijatan yang menyembuhkan, menulis, melukis, menjahit, merajut, menyulam, memasak, membuat kue-kue atau kerajinan tangan lainnya. Kita juga dapat memberi jabatan tangan erat bagi siapapun yang Tuhan hadirkan dalam hidup kita.

Selama kita masih berpikir, kita dapat mendayagunakan kemampuan yang ada dan mengambil langkah-langkah bisnis dan investasi yang tepat untuk kelanjutan perwujudan misi kerajaan Allah di dunia. Kita dapat terus berkarya dan mengembangkan usaha untuk menolong membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang yang membutuhkan. Tidak hanya di kota kita sendiri tapi juga di kota-kota lain. Yang penting, kita dapat terus menunjukkan cara kerja dan gaya hidup sebagai umat kristiani yang tekun dan jujur, sehingga pelan tapi pasti budaya korupsi dan kecurangan tidak ada lagi di tempat kita berada. Lebih jauh, kekayaan bumi pertiwi juga tidak dirusak tapi dijaga dan dilestarikan (Saya kagum melihat kebun Bapak Bert Sunaryo Halim di desa Munjul Sukaresmi, Ciawi Bogor, yang menghasilkan produk sayuran organik dengan penggunaan tanaman insektisida alami).

Dan siapa bilang usia tua membuat kita tidak bersemangat? Dalam usia lanjut, Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune tetap penuh semangat mewujudkan mimpi untuk memasuki tanah perjanjian Kanaan, walau sepuluh orang pengintai lainnya menyampaikan fakta bahwa bangsa yang mendiami tanah perjanjian itu kuat dan tidak mungkin dikalahkan. Bangsa Israel menjadi begitu takut sehingga bersungut-sungut menyesali kemerdekaan yang Tuhan sudah berikan dan ingin kembali ke Mesir (Bilangan 13-14:38) ke tempat mereka hidup dalam perbudakan. Mereka lupa bahwa di sana bayi-bayi laki mereka dibunuh dengan kejam (Keluaran 1:15-16).

Memang kita tidak boleh berhenti berkarya. Sampai putih rambut bahkan sampai akhir hayatnya, Ibu Teresa tetap setia melayani dan merangkul mereka yang terpinggirkan. Oliver Wendell Holmes terus bergiat di dunia pengadilan sampai berusia 91 tahun. Dua tahun kemudian, ketika Presiden Roosevelt mengunjunginya dan bertanya mengapa Holmes begitu senang membaca, Holmes menjawab, “Untuk mengasah pikiranku.” Dan jangan pernah membuang impian! Menjadi tua berarti melihat dan mengalami banyak impian indah yang sudah menjadi kenyataan. Tapi masih ada hal-hal yang belum terwujud. Menjadi tua berarti memiliki kesempatan terakhir untuk mewujudkan semua mimpi indah. So it’s NOW or NEVER!

 

EVA KHALISKA HAMDANI

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Artikel Lepas
  • Kami Juga Ingin Belajar
    Di zaman ini, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat, manusia justru diperhadapkan dengan berbagai macam masalah...
  • KESAHAJAAN
    Dalam sebuah kesempatan perjumpaan saya dengan Pdt. Joas Adiprasetya di sebuah seminar beberapa tahun lalu, ia menyebutkan pernyataan menarik...
  • Tidak Pernah SELESAI
    Dalam kehidupan ini, banyak pekerjaan yang tidak pernah selesai, mulai dari pekerjaan yang sederhana sampai pekerjaan rumit seperti mengurus...
  • Mengenal Orang Farisi
    Bedah Sejarah Israel Di Masa Yesus
    Arti Kata Farisi Kata Farisi—yang sering diterjemahkan sebagai ‘memisahkan/terpisah’— menunjukkan sikap segolongan orang yang memisahkan diri dari pengajaran—bahkan pergaulan—...
  • Mengenal Sosok Herodes
    Bedah Sejarah Israel Di Masa Yesus
    Herodes dalam Injil Banyak orang tidak terlalu menaruh perhatian pada sosok Herodes dalam Injil. Kebanyakan mereka hanya tahu bahwa...