Salam hormat Pak Pendeta,
Hukum alam yang mengatur jalannya pergerakan planet dan kehidupan seluruh semesta alam dan antariksa diatur oleh tatanan yang dibuat oleh Sang Pencipta. Masing-masing mempunyai ‘tenaga’ atau kekuatan yang bisa berinteraksi satu dengan yang lain, saling menopang.
Di dalam Alkitab, Yesus sering melakukan mukjizat. Mukjizat sebenarnya bukan hal yang mistis atau klenik tapi ada KUASA terhadap alam semesta, termasuk kuasa gelap/setan. Yesus pun mempunyai ‘tenaga dalam’/supranatural yang pernah keluar dari tubuh-Nya ketika seorang perempuan yang sudah lama sakit perdarahan menjamah jubahnya.
Manusia berusaha menyelami dan ‘menaklukkan’ isi semesta, termasuk mengenal dan menguasai tenaga supranatural. Banyak buku yang membahas dan mendalami tenaga ini sebagai sarana menunjang kesehatan, kebugaran, dan kesembuhan.
Sebagai pengikut Kristus, bolehkah kita mendalami atau memakai tenaga supranatural tersebut (Law of Attraction, Energy Positive and Negative, Power of Focus, Meditasi, Reiki, Taichi, Tenaga Dalam, dsb.), yang tentunya bukan klenik (black magic)?
Terima kasih atas pencerahannya. (Nia Gatugapan)
Saudara Nia yang baik,
Alkitab adalah ‘kitab iman’. Melaluinya kita mendapatkan bimbingan dan pengetahuan tentang iman dan keselamatan yang Allah janjikan. Namun Alkitab bukanlah kitab tentang ‘energi alam’, sehingga sulit sekali kita mendapat jawaban tentang pertanyaan Anda. Memang benar Alkitab menyaksikan, bahwa ketika seorang perempuan menjamah jubah Yesus, maka Dia merasa ada ‘energi’ yang keluar dari diri-Nya. Apakah itu? Tenaga dalam? Saya tidak tahu. Namun kalau Anda bertanya bolehkan belajar tentang ‘energi’ alam apa pun bentuknya, maka saya akan bertanya terlebih dahulu, untuk apa? Saya khawatir ketergantungan Anda tidak lagi pada Tuhan, tetapi pada ‘energi’ yang Anda pelajari itu, sehingga ‘energi’ itu menjadi ‘berhala’ Anda.
Mengapa tidak mencontoh sikap perempuan yang datang dan menjamah jubah Yesus? Datanglah kepada-Nya, jamahlah Dia dengan hati dan iman Anda, dan nantikan jawab-Nya. Tidak perlulah belajar ‘energi’ segala. Tuhanlah sumber kekuatan dan kesembuhan kita. Kalau mau sedikit mengimbangi, ya belajarlah ‘hidup sehat’ karena tujuan Anda kan ingin sehat? Lalu bagaimana kalau tetap sakit? Ya berarti posisi Anda seperti Rasul Paulus yang mempunyai ‘duri dalam daging’. Anugerah Tuhan cukup dengan ‘duri/penyakit’ yang tetap ada di dalam diri Anda, sehingga tugas Anda hanya mencari ‘apa maksud Tuhan’ dengan duri dalam daging itu.
Tentu tidak mudah menerima kelemahan ketika kita ingin kuat. Rasul Paulus sampai minta 3 kali, agar duri dalam dagingnya lenyap. Namun kadang-kadang kita memang ‘harus bersahabat’ dengan kelemahan kita dan merespons kelemahan itu dengan iman kita. Nah… cara seperti itu lebih baik daripada Anda ‘belajar energi’ yang tidak jelas juga ke mana arahnya. Begitu ya?•
>> Pdt. Rudianto Djajakartika
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.