Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (2Tim. 1:13)
Ada satu ilustrasi yang menceritakan seorang ibu muda dengan anaknya yang balita. Anak ini terus berada di belakang sang ibu, berusaha mengikuti jejak telapak kaki ibunya, baik ketika ada di dapur, di kamar tidur, dan di lorong rumah. Tindakan anak itu sangat menganggu ibunya yang sedang bekerja. Ia pun meminta anaknya itu pergi bermain ke ruangan lain. Anak itu menjawab: “Ibu, saat Sekolah Minggu kemarin, saya diminta untuk mengikuti Tuhan Yesus, tapi saya tidak bisa melihat Tuhan Yesus. Saya hanya dapat melihat ibu, makanya saya mengikuti ibu.”
Rasul Paulus mengingatkan Timotius agar tetap setia melakukan tugas-tugasnya, dengan memperhatikan ajaran yang telah ia dengar darinya. Namun, saat Timotius melakukan tugas-tugasnya, sesungguhnya dasarnya bukanlah nasihat Paulus, melainkan iman dan kasihnya kepada Yesus Kristus. Maka, ajaran tentang Kristus yang disampaikan oleh Timotius adalah Injil sebagaimana diajarkan oleh Paulus.
Iman dan kasih kepada Kristus seharusnya menjadi bagian yang utuh dalam kehidupan anak-anak Tuhan. Beriman kepada Kristus bukan sekadar mengaku percaya dengan mulut kita, namun bagaimana meneladankan kasih Kristus tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari. Sadar atau tidak, sang ibu menjadi teladan bagi anaknya. Paulus menjadi teladan bagi Timotius. Bagaimana dengan hidup kita? Apakah sudah menjadi teladan iman? [Pdt. Engeline Chandra]
DOA:
Melalui bibir kita mengatakan beriman kepada Tuhan, namun biarlah iman kita juga tampak dalam hidup sehari-hari. Amin.
Ayat Pendukung:
Bahan: Wasiat, renungan keluarga. Mzm. 8; Ayb. 38:12-21; 2Tim. 1:12b-14
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.