“Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Mat. 18:22)
Lihatlah ke langit dan pandanglah betapa luasnya! Dapatkah Anda mengukur luas langit tersebut? Adakah Anda pernah mendapati batas dari langit? Langit itu sungguh luas. Tidak terhingga. Tidak dapat kita ukur dan tidak ada batasnya. Seluas langit yang tanpa batas, demikian pula pengampunan yang hendak diajarkan Yesus pada kita.
Bacaan Alkitab hari ini mengisahkan Petrus yang datang kepada Yesus dan bertanya sampai berapa kali ia harus mengampuni saudaranya. Yesus menjawab dengan menggunakan kiasan: tujuh puluh kali tujuh kali. Yesus tidak hendak mengatakan jumlah dari hasil perkalian tersebut, yaitu 490 kali. Tidak! Bukan itu maksud Yesus. Maksudnya adalah para murid hendaknya tidak habis-habisnya mengampuni orang lain. Tindakan pengampunan yang mau disampaikan Yesus adalah tindakan yang melampaui segala batas. Pengampunan itu tidak mengenal batas.
Sudah selayaknya kita mengampuni saudara kita karena Allah sudah mengampuni kita. Akan tetapi, mengampuni sering kali bukan menjadi perkara yang mudah. Apalagi jika berhadapan dengan pengalaman yang menyakitkan, seperti dikhianati, difitnah, dicaci, dilecehkan, dan kepahitan serta kepedihan yang lainnya. Kerelaan dan kemampuan untuk mengampuni tanpa batas mampu dilakukan hanya ketika kita mau memohon Roh Kudus berkarya menolong kita. Maukah kita membuka diri dibarui oleh Roh Kudus? [Pdt. Norita Yudiet Tompah]
REFLEKSI:
Karya Roh Kudus yang tak terbatas, memampukan kita mengampuni tanpa batas.
Ayat Pendukung: Kel. 14:19-31; Mzm. 114; Rm. 14:1-12; Mat. 18:21-35
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.