Ia menuntun orang yang rendah hati berjalan menurut hukum, dan la mengajarkan jalan-Nya kepada orang yang rendah hati. (Mazmur 25:9)
C.S Lewis menyebut sifat kesombongan itu sebagai “kanker jiwa” yang dapat merusak kehidupan seseorang. Ia akan sulit mengasihi, sulit bersyukur, dan sulit belajar. Orang sombong sulit untuk dibimbing, sebab ia akan selalu merasa paling benar dan meremehkan orang lain.
Daud menaikkan mazmur tentang doa permohonan ampun dan perlindungan kepada TUHAN. Dalam mazmur ini, manusia diingatkan bahwa jalan hidupnya akan menjadi sesat jika tidak bersedia dituntun di jalan kebenaran TUHAN. Kesediaan untuk mau dituntun akan sulit dimiliki oleh orang yang tinggi hati atau sombong. Bagaimana mungkin orang sombong bisa dituntun jika ia sendiri merasa paling tahu? Oleh sebab itulah, kunci untuk hidup dalam tuntunan Tuhan adalah kerendahan hati. Orang yang rendah hati akan bersedia ditegur jika jalannya serong, serta bersedia untuk dituntun ke jalan yang benar. “TUHAN itu baik dan benar,” seru pemazmur. “… la menunjukkan jalan bagi orang yang sesat,” lanjutnya. Jalan apa yang ditunjukkan? “Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran….” Jalan yang membawa setiap orang pada damai sejahtera.
Apa yang kita raih sampai hari ini adalah karena kasih setia Tuhan. Karena itu, apakah kita pantas menyombongkan diri? Kesombongan diri akan menyesatkan jalan kita. Jagalah diri agar tetap rendah hati. Orang yang rendah hati akan bersedia dituntun Tuhan pada jalan kasih setia dan kebenaran. [Pdt. Daniel Kristanto Gunawan]
REFLEKSI:
Jika melihat setiap jejak langkah di sepanjang jalan hidup ini, pantaskah kita menyombongkan diri?
Ayat Pendukung: Neh. 9:1-25; Mzm. 25:1-10; 1 Tes. 5:12-22
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.