Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci pakaiannya.” (Kel. 19:10)
Rangga, ponakan saya, selama kuliah mendapat beasiswa penuh dari salah satu universitas swasta terbaik. Hal itu diperolehnya karena prestasi yang ia raih. Disiplin yang tinggi selama studi, terutama taat kepada Allah, merupakan kunci kesuksesannya.
Disiplin keras dituntut dari umat Israel yang akan bertemu dengan Tuhan. Umat Israel harus mematuhi sejumlah aturan. Mulai dari mencuci pakaiannya sampai memastikan agar manusia dan binatang tidak menyentuh kaki gunung Sinai. Mereka harus menguduskan dirinya. Mengapa? Karena Tuhan kudus, maka mereka juga harus kudus. Dengan teliti, mereka harus memperhatikan larangan-larangan; mereka harus berhati-hati agar terhindar dari bahaya; mereka tidak boleh melanggar peraturan yang diberikan Tuhan melalui Musa. Dengan kerja keras dan teguh mematuhi aturan, umat Israel dapat berjumpa dengan Allah. Kedisiplinan di hadapan Allah mendatangkan berkat, kesuksesan dan sukacita.
Kita pun dituntut untuk menjaga kekudusan dan kedisiplinan hidup. Disiplin berarti taat pada aturan. Hidup disiplin membutuhkan latihan, komitmen, serta kerja keras; membutuhkan tekad dan kerelaan untuk melakukannya. Ketidakdisiplinan merupakan jalan menuju kegagalan. Sebaliknya, disiplin adalah jalan menuju kesuksesan. Allah memberikan kebebasan untuk memilih. Jika mau sukses, maka hiduplah disiplin. Hanya dengan meminta pertolongan Roh Kudus, kita dapat hidup disiplin dan menjaga kekudusan di hadapan Allah. [Pdt. Norita Yudiet Tompah]
REFLEKSI:
Menjaga kekudusan hidup dengan menanamkan kedisiplinan yang tinggi merupakan kunci menuju sukses.
Ayat Pendukung: Mzm. 42; Kel. 19:9b-25; Mat. 9:2-8
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.