Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! (Mzm. 100:2)
Ada berbagai suasana hati ketika orang datang beribadah. Ada yang sedang senang, kecewa, khawatir, berduka, bahagia, bangga, kuat iman, biasa saja. Manakah suasana hati yang Tuhan terima? Dari kesaksian kitab suci, kita mengetahui bahwa Tuhan itu baik dan pengasih. Ia menerima setiap orang yang datang beribadah kepada-Nya dalam suasana hati seperti apa pun. Bahkan, Tuhan pun akan memulihkan orang yang datang beribadah untuk mencari-Nya. Itulah yang menjadi penghayatan kita dalam beribadah.
Mazmur 100 adalah mazmur arak-arakan dalam prosesi ibadah syukur. Sebutannya adalah mazmur untuk korban syukur. Umat Israel membawa kurban syukur ketika ada peristiwa kebaikan Tuhan yang mereka alami (bdk. Im. 7:11-21). Pada saat itu, roti boleh beragi dan semua persembahan dimakan sampai habis. Ada suasana perayaan dan sukacita atas kebaikan Tuhan, Sang Gembala yang baik. Karena itu, persembahan kurban dibawa ke hadapan Tuhan sebagai tanda syukur.
Mazmur 100 mengajak kita bersorak-sorai ketika datang beribadah. Lalu, bukan berarti bahwa kita tidak boleh datang kepada Tuhan dengan berbagai suasana hati yang dapat kita alami. Saat kita beribadah, datanglah dengan penuh syukur mengingat kebaikan Tuhan, Sang Gembala yang baik. Juga datanglah membawa seluruh perasaan diri kita apa adanya. Lalu dalam ibadah, dalam pertolongan-Nya kita menjadi siap merasakan kebaikan Tuhan dan pemulihan Tuhan. [Pdt. Novita Sutanto]
REFLEKSI:
Mengingat setiap kebaikan Tuhan akan membuat kita bersyukur dan bersukacita.
Ayat Pendukung: Mzm. 100; Yer. 23:1-8; Mat. 20:17-28
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.