Pak Pendeta yang budiman,
Kisah Para Rasul 10 mengisahkan seorang perwira Romawi yang saleh dan murah hati/bersedekah/dermawan. Perwira itu, Kornelius, takut akan Allah, selalu berdoa kepada-Nya dan peduli kepada sesama, dan semuanya itu berkenan kepada-Nya (diterima dan diingat Allah).
Dalam pasal 11 ayat 1 dikatakan bahwa rasul-rasul dan orang-orang yang percaya di seluruh Yudea mendengar bahwa orang-orang yang tidak beragama Yahudi pun menerima perkataan Allah.
Pertanyaan 1: Sebelum Kornelius dan keluarganya dibaptis, apakah agama mereka (sehingga kesalehannya, kedermawanannya) menyenangkan hati Allah? Dan bagaimana jika itu dikaitkan dengan zaman sekarang, di mana banyak orang bersikap dan berkelakuan seperti Kornelius: saleh, selalu berdoa kepada Allah dan bersedekah, tapi bukan Kristen. Padahal dalam Yohanes 14:6, Yesus berkata, “Akulah Jalan, dan Kebenaran, dan Hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kecuali melalui Aku.”
Pertanyaan 2: a) Apakah Allah Bapa hanya milik pengikut Yesus? b) Apakah penghuni surga hanya orang Kristen?
Mohon pencerahannya dan terima kasih.Salam hormat, Nia Gatugapan/ #3138.
Jawab:
Hai Nia… kita bertemu lagi!
Kalau mengacu pada Kis. 10:2, maka meski belum dibaptis, Kornelius sudah percaya kepada Allah. Tampaknya berita tentang Allah yang penuh kasih karunia sudah menyebar sampai Kaisarea. Kornelius mendengarnya juga dan ia percaya kepada Allah. Sebagai orang Roma, sangat mungkin Kornelius adalah penganut agama Roma kuno yang memercayai adanya dewa-dewi. Namun ketika ia mendengar tentang Allah, ia memercayai-Nya meskipun belum dibaptis. Orang seperti Kornelius ini cukup banyak jumlahnya. Mereka percaya kepada Allah meskipun secara status keagamaan belum menjadi Kristen. Nah, Tuhan menugaskan Petrus untuk membimbing Kornelius dan membaptisnya. Dan yang menarik, Kornelius diperkenan Allah. Ini menjadi tanda, bahwa Allah melihat hati, dan bukan agama.
Nah, apakah seorang seperti Kornelius ini diselamatkan? Saya katakan ya! Keselamatan itu hadir bukan karena baptisan, bukan juga karena agama yang dianut, tetapi karena percaya kepada Allah dan mengamalkan kebenaran-Nya (Kis. 10:35). Coba Anda perhatikan kisah selanjutnya, bahkan sebelum Kornelius dibaptis, Roh Kudus sudah turun atasnya.
Namun jangan dibalik ya… kalau begitu kita tidak perlu dibaptis dan berlelah-lelah ikut katekisasi! Tentu bukan demikian! Mengapa? Karena baptisan adalah perintah Yesus, dan orang yang percaya Yesus sulit dipahami kalau menolak/tidak mengikuti perintah-Nya. Itu sebabnya Petrus juga membaptis Kornelius dan keluarganya.
Nah, apakah surga itu isinya hanya orang Kristen? Tentu tidak! Surga berisi orang-orang yang percaya kepada Allah dan mengamalkan kebenaran-Nya seperti Kornelius. Bisa saja mereka belum memeluk agama Kristen, tetapi Allah tetap berkenan kepada mereka. Namun kalau kita mengenal mereka, maka kita wajib membimbing mereka, seperti yang dilakukan Petrus kepada Kornelius.
Lalu bagaimana dengan teks Yohanes 14:6 yang menegaskan bahwa Yesus adalah jalan keselamatan? Tidak ada yang salah dengan teks tersebut. Bukankah keselamatan hadir karena Yesus? Saya juga memercayainya! Namun teks Yoh. 14:6 ini harus dibaca dalam terang Roma 5:19, “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang SEMUA orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang SEMUA orang menjadi orang benar.”
Perhatikan kata ‘SEMUA’. Artinya, kasih karunia Allah melalui pengorbanan Kristus di kayu salib itu berlaku untuk SEMUA orang. Nah, ketika ada orang yang percaya akan kasih karunia Allah itu meskipun belum memeluk agama Kristen (seperti Kornelius) apakah mereka tidak diselamatkan? Wah, kejam sekali! Allah yang kita percayai bukanlah Allah yang seperti itu. Dia adalah Allah yang penuh kasih karunia dan dalam kasih-Nya, Dia pasti menyelamatkan orang-orang seperti Kornelius!
>> Pdt. Rudianto Djajakartika
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.