Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatan tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu …. (Why. 11:19)
Pada masa awal gereja berdiri, ia selalu diperhadapkan dengan penganiayaan dan penderitaan. Demikian juga jemaat-jemaat di mana surat Wahyu Yohanes ditujukan. Mereka menderita oleh karena memilih beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Wahyu Yohanes memberi kekuatan dan pengharapan pada umat untuk tidak takut mengalami penderitaan, sebab pada akhirnya Yesuslah yang akan memberi kemenangan.
Ada kemenangan sehingga kerajaan-kerajaan dunia menjadi kerajaan-kerajaan milik Allah dan milik Dia yang diurapi. Kemenangan ini mengacu pada masa di mana Allah memegang kekuasaan yang besar (Why. 11:7). Meski kemudian terjadi perlawanan kembali dari musuh-musuh Allah, pada akhirnya semua kuasa yang melawan Allah itu akan dikalahkan dan mengalami penghukuman terakhir (Why. 11:18). Dalam pesta kemenangan itu “terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatan tabut perjanjian-Nya” (Why. 11:19). Tabut Perjanjian ada di Ruang Mahakudus, ruang yang tidak boleh dilihat oleh orang-orang biasa, bahkan Imam Besar pun hanya boleh masuk pada Hari Penebusan. Ini berarti bahwa sekarang kemuliaan Allah akan disingkapkan secara penuh!
Benar, musuh dan penderitaan tidak usah kita cari. Namun, andai kata pun tidak terelakkan lagi bahwa kita harus menderita karena iman kita, maka ingatlah Kitab Wahyu: pada akhirnya Kristuslah yang menang atas kuasa-kuasa jahat itu. Taat dan setialah! [Pdt. Nanang]
REFLEKSI:
Ketika pada ujungnya kita tahu bahwa Kristuslah yang berkuasa di atas segala kuasa, maka menderita karena nama-Nya, siapa takut?
Ayat Pendukung: Mzm. 130; Yeh. 33:10-16; Why. 11:15-19
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.