banyak senior

Senior, Banyak Didata Namun Minim Ditata

Belum ada komentar 42 Views

Akhir-akhir ini bermunculan kembali isu kekhawatiran tentang melonjaknya jumlah kaum senior di Indonesia dan di dunia. Tahun 2018 tercatat di Indonesia 24,49 juta warga senior, terbagi atas senior muda (60-69 tahun, 63,39%); senior madya (70-79 tahun, 28%) dan senior tua (di atas 80 tahun, 8,61%). Diperkirakan pada tahun 2045, kaum senior di Indonesia meningkat menjadi 63,31 juta atau 20% dari jumlah penduduk; lebih rendah dari data perhitungan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), 25%.

Angka harapan hidup di Indonesia pada 2019, rata-rata 71 tahun (laki-laki: 69 tahun dan perempuan: 74 tahun). Usia harapan hidup di Indonesia lebih rendah dari beberapa negara maju (Jepang 83 tahun, Australia 82 tahun, USA: perempuan 81 tahun dan laki-laki 77 tahun, Eropa 78 tahun), tetapi lebih tinggi sedikit dari RRC (69 tahun). Persentase warga senior yang sakit-sakitan di Indonesia adalah 51,8%, rata-rata lebih tinggi dari negara maju. Banyak warga senior Indonesia yang tidak berpenghasilan dan tidak terjamin pensiun atau tunjangan hari tua, serta menderita berbagai penyakit.

Hampir semua negara telah membuat ketentuan bahwa kaum senior yang berusia di atas 65 tahun memperoleh KTP seumur hidup, tapi tidak semua negara memanfaatkannya secara terpadu untuk menjamin kesejahteraan mereka. Bahkan warga senior dibuat mumet dengan aturan-aturan yang tidak tertata dengan baik.

Pelayanan gratis bagi kaum senior untuk naik bus Transjakarta dengan kartu TransJakarta seumur hidup yang dapat diperoleh di terminal-terminal utama dan ditetapkan PEMDA DKI Jakarta era Gubernur Basuki T. Purnama, diubah oleh Gubernur Anies Baswedan. Kartu ini harus diperbarui setiap 6 bulan di masing-masing Kantor Walikota, dan akhirnya PEMDA lepas tangan. Semua kartu era Gubernur Ahok harus diganti yang baru dan penggantian ini hanya dapat dilakukan di Kantor TransJakarta di Cawang, Jakarta Timur.

Potongan 20% tiket kereta api yang dahulu dapat diperoleh via loket penjualan karcis di loket stasiun utama dengan melampirkan fotokopi KTP, mulai Agustus 2019 diganti dengan ketentuan baru. Warga senior diharuskan antre untuk registrasi KTP seumur hidup di stasiun utama terlebih dahulu, dan jika belum terdaftar di data base KAI sampai dengan 31 Agustus 2019, harga tiket untuk mereka tidak memperoleh potongan lagi. Saat registrasi, antrean membludak dan warga senior diombang-ambingkan oleh layanan petugas yang terbatas; akhirnya banyak yang tidak terlayani.

Untuk tiket pesawat, Garuda memberi potongan untuk warga senior, tetapi diharuskan membelinya langsung di ticket sales centre dan harus datang sendiri dan tidak boleh via online. Ada bank yang kelas BUKU IV, teller-nya selalu minta KTP dan fotokopi jika ingin mentransfer uang dan/atau menarik tunai, padahal si senior sudah nasabah lama, punya buku tabungan dan kartu bank dengan pin. Di transpor publik sudah tersedia kursi untuk kaum senior dan disabilitas, tapi umumnya diduduki oleh anak-anak muda dengan muka tanpa dosa.

Di negara maju, jarang sekali warga senior diminta untuk menunjukkan KTP, karena kejujuran dan penampilan mereka sudah jelas lanjut usia, tapi di Indonesia mereka tetap diminta menunjukkannya. Timbul gerutu mereka, “Kok wong tuek-tuek iki dipermainkan terus dan PEMDA-nya adem ayem.” Di banyak negara, justru PEMDA setempat yang selalu berinisiatif memerhatikan mereka. Fasilitas untuk kaum senior dan disabilitas tersedia di semua angkutan publik. Di pusat pelayanan publik, disediakan loket dan jalur antrean khusus untuk warga senior, bahkan di beberapa restoran tersedia menu dengan tarif spesial untuk mereka.

Untuk menikmati permainan kereta gantung dan permainan lain di pusat rekreasi, kaum senior dibebaskan dengan hanya mengaku sudah senior, tanpa diminta KTP dan fotokopinya. PEMDA setempat membangun kompleks gedung untuk kegiatan warga senior dan di sampingnya dibangun apartemen dengan fasilitas dan tarif khusus untuk mereka. Bahkan sudah banyak perusahaan swasta yang juga menawarkan town houses dan/atau apartemen khusus bagi para senior dengan potongan tarif. Pengembang mendapatkan fasilitas perpajakan dari PEMDA jika memberi pelayanan dan tarif khusus untuk warga senior.

Jepang memberikan asuransi khusus, tawaran lapangan pekerjaan, dan bantuan keuangan. Juga dibuat program khusus untuk mencegah kaum senior kesepian dan terisolasi dari masyarakat. Singapura juga membuka lapangan kerja khusus untuk warga senior, dan menyediakan gedung pertemuan serta klinik khusus bagi kaum senior. Amerika Serikat memberikan banyak perhatian kepada warga senior untuk hidup layak dan bermartabat. Jika saat muda warganya bekerja dan memiliki penghasilan yang sudah terkena pajak dan potongan-potongan untuk asuransi kesehatan serta tunjangan hari tua, maka saat menginjak usia senior, ia memperoleh kartu jaminan kesehatan dan tunjangan hari tua. Setelah menjadi senior, ada bank yang memberi pelayanan rekening khusus bagi para senior. Jika saldo rata-rata setahun minimum $ 2.500, mereka antara lain memperoleh rekreasi khusus misalnya, ke Las Vegas atau OTW lainnya.

Perbankan pun memerhatikan kebutuhan dana bulanan penopang hidup para senior dengan memberikan peluang memanfaatkan aset rumah milik mereka sebagai agunan. Perbankan sangat jeli dan yakin bahwa banyak warga senior telah memiliki rumah sendiri, dan rumah-rumah ini berstatus aset non produktif. Jika anak-anak muda ingin memiliki rumah, bank menawarkan “mortgage” dengan salah satu syarat 30% dari gaji mereka cukup untuk membayar cicilan dengan masa pinjaman 30-40 tahun.

Bagi para senior yang telah memiliki rumah, bank menawarkan “reverse mortgage”, yaitu 70% dari nilai rumah menjadi batas maksimum total pinjaman yang diberikan bank. Dari batas maksimum pinjaman ini, dihitung berapa kebutuhan dana per bulan untuk menopang hidup secara layak. Perhitungannya terkait dengan jangka waktu pinjaman, premi asuransi, usia warga senior dan bunga bank. Kaum senior dapat hidup layak tanpa memusingkan asuransi kesehatan dan biaya menopang kehidupan, serta tetap menikmati rumah tinggal mereka hingga dipanggil oleh Bapa di Surga. Fasilitas reverse mortgage ini belum terpikirkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk ditawarkan bank kepada warga senior demi membantu ketenangan dan meningkatkan harkat hidup mereka di Indonesia.

Di dalam negeri ada beberapa PEMDA yang sudah mulai memerhatikan senior, misalnya Surabaya dengan program 20.000 warga senior gratis makan; Banyuwangi dengan program 5000 warga senior tanpa harus antre di beberapa pelayanan publik; sedangkan Jogjakarta memberi tunjangan gizi dan kesehatan untuk para senior. Bantuan program seperti ini bagus, tetapi tidak menjadikan kaum senior mandiri dan bermartabat, apalagi menggunakan APBN dan/atau APBD yang rentan diincar KPK.

Di negara maju seperti Amerika Serikat, sakit lupa dan Alzheimer makin ditakuti, karena penderitanya sudah lebih dari 5,2 juta warga senior. Di Indonesia, para penderita sakit serupa telah meningkat dan mulai membebani ketenangan hidup banyak keluarga.

Cerita dan keluhan Mary Newport MD yang bekerja di Spring Hill Regional Hospital Florida, akhir akhir ini menjadi viral. Suaminya, Steve, menderita gejala awal Alzheimer dan telah diberi obat khusus Alzheimer, tapi ternyata tidak membaik. Sang istri penasaran, dan melakukan penelitian dengan kesimpulan bahwa makanan utama sel-sel syaraf otak adalah glukosa, bukan turunan dari karbohidrat. Dalam penelitiannya, glukosa yang diperlukan ternyata adalah dari VCO (Virgin Coconut Oil), karena mengandung unsur keton. Dengan dosis 2 kali sehari per sendok makan, ternyata kesehatan penyakit Alzheimer Steve membaik. Mungkin Dr.Handrawan Nadesul sudi memberikan komentar dan pencerahan terhadap penemuan Mary Newport MD ini.

Jika di banyak negara lain kaum senior bukan hanya didata, tetapi sudah tertata dengan baik, maka warga senior di Indonesia hanya dapat menunggu sambil terus terimpit dengan berbagai beban kehidupan yang meningkat dan tabungan yang menyusut. Banyak yang tertarik mulai melakukan “death clearance”, mengikuti irama seperti saat krisis ekonomi dunia 1998, ketika banyak mal dan toserba (toko serba ada) melakukan clearance sales, obral cuci gudang menjelang kegiatan bisnis bubar/tutup. Death clearance melakukan pembersihan semua aset yang diperoleh selama hidup, dipilah yang benar-benar masih dibutuhkan, dan tidak menambah/membeli yang baru. Barang-barang yang tersisihkan dapat dijual untuk menambah dana kehidupan dan/atau disumbangkan ke Charity Shop. Selain itu, dilakukan pula proses cleaning dengan memohon maaf dan mengucap terima kasih atas semua kebaikan yang telah diterima.

Meskipun saat ini kaum senior di Indonesia hanya banyak didata dan belum tertata dengan baik, tetaplah bersyukur kepada Tuhan untuk apa pun yang telah kita terima selama ini. Manusia datang dan pergi tanpa membawa apa-apa, karena itu marilah kita tetap rendah diri dan sederhana. Hanya orang mati yang tidak dapat bersyukur lagi, karena itu,—mumpung kita masih hidup—kita harus tetap bersyukur/berterima kasih kepada Allah.

Banyak pula warga senior yang mulai terbuka hati untuk bergabung menjadi pelawat ke rumah sakit, penjara dan pemakaman. Kunjungan ke rumah sakit akan menyadarkan kita betapa pentingnya menjaga kesehatan, dan setelah melawat ke penjara, hati kita tergugah akan arti sebenarnya dari kebebasan dan kemerdekaan. Setelah sering ke pemakaman, timbul kesadaran yang mendalam bahwa semua kita akan mati dan tanah yang dipijak sebenarnya adalah atap dari tempat berbaring abadi kita semua. Allah tidak akan membiarkan engkau dan Allah sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.

» HARRY TANUGRAHA

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Senior