Takut.
Abram takut menghadapi masa depan tanpa anak. Ia pikir kalau hal itu sampai terjadi, apa boleh buat, hambanyalah yang akan mewarisi semua kekayaannya.
Namun rasa takut itu sirna saat Tuhan datang, memberikan janji-Nya dan Abram percaya pada janji itu.
Apakah saudara juga pernah takut? Banyak orang mengatasinya dengan membuat rencana dengan matang agar ketakutannya lenyap dan ia merasa aman di masa kini.
Namun demikian kisah Abram mengingatkan kita untuk sedia terlebih dahulu memberi ruang pada Tuhan sebagai pemimpin hidup kita. Ada kalanya dia berbicara melalui janji, melalui pengalaman hidup tokoh-tokoh yang ada di alkitab ataupun melalui nasehat dan perintahnya. Hikmat dari Tuhan itulah yang akan memimpin perjalanan kita untuk menghadapi ketidakpastian di hari esok, menghadapi orang asing dalam hidup, juga berelasi dengan banyak orang yang berbeda dari kita. Siapkah saudara menyambut semua yang berbeda: entah itu relasi, pekerjaan baru, babakan hidup yang baru, bahkan perskutuan orang percaya yang kita ikuti, dengan terbuka pada Tuhan sebagai pemimpinnya.
RJS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.