… Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mazmur 42:6b)
Rindu dan cinta adalah dua rasa yang tidak terpisahkan. Kerinduan sepasang kekasih muncul karena mereka saling mencintai. Selalu ada keinginan untuk menghabiskan waktu bersama sambil berbincllg dan menyatakan cinta. Rindu adalah rasa yang menuntut untuk dipenuhi. Zaman sekarang, orang rela membayar mahal demi bisa bertelepon atau melakukan video call dengan orang- orang terkasih.
Kerinduan pemazmur kepada Allah adalah wujud cinta yang besar kepada Sang Pencipta, yang selalu menuntut untuk dipenuhi. Jauh dari Allah membuatnya terpuruk dalam duka dan kehilangan semangat hidup. Ini adalah konteks ketika ia berada dalam pembuangan, jauh dari Bait Allah, sehingga ia hanya bisa mengingat saat berada dalam arak-arakan menuju Bait Allah bersama jemaat lainnya sambil bernyanyi dengan sukacita. Pemazmur tidak mau membiarkan dirinya terpuruk dalam kesedihan; ia terus membangun harapan dan semangat dengan menaikkan syukur kepada TUHAN.
Ketika diterpa banyak masalah—keuangan yang sulit, penyakit menahun, penghasilan yang tidak tetap—kadang kita merasa Tuhan terlalu jauh untuk dicapai. Terkadang, kita membiarkan kekecewaan dan kemarahan memenuhi hati kita. Namun, pemazmur mengingatkan kita bahwa yang harus kita lakukan adalah terus mencintai Allah, berseru kepada-Nya, dan menunggu dengan sabar. [Pdt. Christa Charisda Hulu]
DOA:
Tuhan Yang Maha Pengasih, isilah hati kami yang merindu dengan cinta-Mu, agar kami dikuatkan untuk menjalani hidup. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 29:17-24; Mzm. 42; Kis. 1:12-16
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.



Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.