Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. la takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. (Mazmur 121:2-3)
Saya pernah mengalami sakit cukup serius, sehingga saya harus dibantu untuk melakukan aktivitas apa pun. Ketika seorang pendeta senior menjenguk, saya menyampaikan kekhawatiran saya. Saya khawatir tidak ada yang menolong saya karena suami saya harus bekerja dan kakak saya harus pulang untuk mengurus berbagai hal di rumahnya. Rekan pendeta senior itu berkata, “Jika kamu percaya Tuhan, kamu tidak usah khawatir. Dia penolong kita dan mempunyai cara untuk menolong kamu.”
Kadang, kita terpaku pada orang yang menolong kita, sehingga saat mereka tidak bisa menolong, kita menjadi khawatir. Pemazmur, ketika melayangkan matanya ke gunung-gunung yang harus dilaluinya, bertanya, “Dari manakah datang pertolonganku?” Pertanyaan itu menggambarkan bahwa situasi yang akan dia hadapi tidaklah mudah dan tidak hanya sebentar. la membutuhkan penolong untuk mengarungi perjalanan ziarahnya menuju rumah Allah. la menjawab sendiri pertanyaan itu bahwa pertolongannya berasal dari TUHAN. TUHAN memberi kesanggupan agar ia bisa melewati perziarahannya. TUHAN menjaganya dengan baik, 24 jam setiap hari.
Pertolongan kita ialah dari Tuhan, bukan dari uang, kedudukan, pasangan, anak, orangtua, orang kaya, atau kuasa apa pun. Memang, Tuhan bisa menyatakan pertolongan-Nya lewat sesama kita, tetapi ingatlah bahwa penolong kita adalah Tuhan. la pasti menolong kita dengan cara dan waktu-Nya. [Pdt. Em. Dianawati S. Juwanda]
DOA:
Tuhan, ampunilah kami karena sering mengandalkan pertolongan yang bukan dari pada-Mu, padahal hanya Engkaulah penolong kami. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 54:11-17; Mzm. 121; Kis. 17:22-34
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.