Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. (Yoh. 11:53).

Salah satu mukjizat Yesus adalah membangkitkan orang mati. Lazarus yang mati dapat hidup kembali. Yesus menghapus kedukaan Maria dan Martha. Namun, ternyata perbuatan baik tidak senantiasa direspons secara positif. Para imam kepala dan orang-orang Farisi merasa terancam. Mereka bersepakat untuk membunuh Yesus.

Alasan kebencian para imam kepala dan orang-orang Farisi terhadap diri Yesus adalah karena orang banyak kagum dan berbondong-bondong mengikut-Nya. Mereka kehilangan pengikut. Kuasa Yesus begitu besar sehingga mengancam kedudukan dan pengaruh mereka. Sejak Imam Besar Kayafas menyatakan bahwa lebih baik satu orang mati untuk semua bangsa, mereka segera bersepakat bagaimana caranya membunuh Yesus.

Persepakatan jahat yang dilakukan oleh para imam kepala dan orang-orang Farisi terjadi dalam ranah dunia rohani. Komunitas gerejawi juga tidak kebal. Permainan politis tidak hanya dilakukan oleh orang-orang politik. Manuver untuk menjatuhkan orang-orang yang dianggap tidak disukai atau mengancam kedudukan dalam komunitas rohani tidak kalah licik dan kejamnya. Namun, sebagaimana para imam kepala dan orang-orang Farisi ditelan oleh zaman, demikian pula para pelaku kejahatan di era modern ini. Sosok Kristus yang dijadikan korban persepakatan jahat tetap bersinar dan memberikan pengaruh. Prinsipnya sejauh hidup kita berintegritas dan berjiwa mulia, jangan takut menghadapi semua bentuk persepakatan jahat. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]

DOA:
Bapa yang Mahabaik, bebaskanlah kami dari kecenderungan dan praktik melakukan persepakatan jahat kepada rekan dan sesama. Amin.

Ayat Pendukung: Mzm. 144; Kid. 8:5-14; Yoh. 11:45-57
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.