Dua tahun lalu saya mengalami gangguan mata kiri, mulai buram dan ada di sebelah kiri. Cukup blank spot mengganggu, apalagi pada saat mengemudikan mobil. Saya memeriksakannya ke RS Mata yang cukup terkenal di Kemayoran, Jakarta Pusat. Menurut anjuran dokter, saya harus menjalani MRI otak. Karena saya takut, saya mencoba berunding dengan anak sulung saya, dan dia menyarankan untuk mencari second opinion. Saya akhirnya memeriksakan mata saya ke RS Mata yang lain. Dokter menyatakan bahwa mata saya terkena glaukoma yang cukup parah, juga katarak sudah menebal. Akhirnya dilakukan operasi katarak dan pengobatan glaukoma. Setelah diobati sekitar dua bulan, mata saya bukannya membaik, tetapi makin memburuk. Dokter yang mengoperasi mata saya bingung, dan menyarankan untuk memeriksakannya ke dokter mata spesialis syaraf mata di Kedoya, Jakarta Barat. Di sana dokter menyarankan untuk MRI otak karena dikhawatirkan ada kaitannya dengan syaraf otak. Ternyata benar, ada tumor sebesar kelereng di otak saya yang menjepit aliran darah ke mata saya, sehingga memucat. Tindakan selanjutnya adalah harus operasi otak oleh dokter bedah syaraf. Saya sempat syok dan takut.
Pagi itu saya memasuki Rumah Sakit di Alam Sutera, Tangerang untuk pengambilan darah, karena esok hari akan menjalani operasi tumor otak. Hari itu mulai rawat inap. Operasi otak tidak bisa dianggap operasi ringan, cukup berisiko. Mendekati pukul sembilan malam, saya menerima Whats Apps dari Pendeta Gatot yang berisi ayat Yesaya 41:10 di dalam bahasa Jawa. “Sira aja wedi, sebab Ingsun nganthi marang sira; sira aja melang-melang, awit Ingsun iki Allahira. Ingsun bakal nyantosakake, malah bakal mitulungi sira; Ingsun bakal nganthi sira kalawan astaningSun tengen kan njalari menang” (Jangan takut, karena Aku bersamamu; jangan cemas, karena aku adalah Tuhanmu. Aku akan mendukungmu dan menyelamatkanmu; Aku akan bersamamu dengan tangan kananku, dan akan menang). Pendeta Gatot memang tahu kalau saya lebih mantap membaca ayat Alkitab di dalam bahasa Jawa. Sungguh ayat ini sangat menguatkan di dalam menjalani operasi tumor otak pada keesokan harinya.
Ayat ini juga telah menguatkan Israel atau Yakub, sebab Yakub dipilih dan dikasihi Allah. Tidak ada alasan untuk takut, karena Allah menjanjikan pelepasan bagi Israel. “Aku ini Allahmu,” kata Tuhan. Kalau Yakub percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang berkuasa dan bisa diandalkannya, kenapa dia takut. Pernyataan Allah ini sekaligus juga penyertaan Allah bagi Israel. Dia berjanji akan meneguhkan, bahkan menolong Israel sehingga menggapai kemenangan.
Ayat ini juga berbicara kepada saya, bahwa kalau kita percaya bahwa Tuhan itu ada dan mengasihi saya serta menyertai di dalam kesulitan dan sakit penyakit, maka tidak ada alasan untuk khawatir dan takut akan hidup ini. Ini terbukti di dalam kehidupan saya. Walaupun proses operasinya cukup sulit menurut dokter, tetapi karena Tuhan mengasihi saya, maka segala sesuatu bisa saya lewati dengan baik.
Percayakanlah masalah atau pun penyakit yang kita derita kepada Tuhan yang mengasihi dan menyertai Yakub dan saya, maka Tuhan juga akan menolong Anda di dalam segala perkara. Kalau kita percaya bahwa Tuhan adalah Allah kita, tetapi kita masih dihinggapi rasa takut dan khawatir dengan hidup ini, maka patut dipertanyakan, apakah kita benar benar percaya bahwa Tuhan adalah Allah kita?•
| Eddy Nugroho
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.