“Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (kejadian 15:6)
Tatkala mata terbuka pada hari pertama tahun 2020, yang langsung terlihat adalah rintik hujan di depan kaca jendela kamar, dan begitu televisi dinyalakan, berita air yang melimpah di banyak tempat. Banjir melanda di mana mana. Tak pernah terpikirkan oleh siapa pun bahwa tahun 2019—yang ditutup dengan indahnya warna warni kembang api—berlanjut pada tahun 2020 dengan kehebohan banjir dan kepanikan orang-orang yang mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sahabat, hidup ini penuh misteri. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan kita. Puji syukur, kita diberi karunia untuk mendengar, mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus. Dengan percaya kepada-Nya, kita menjadi pribadi yang beruntung. Mengapa?
Karena kita melihat dan merasakan campur tangan Tuhan dalam banyak peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, seperti yang juga dialami oleh para tokoh yang namanya tergores abadi di Alkitab. Peristiwa-peristiwa yang bagi mereka laksana ‘tembok besar’ yang tanpa harapan dan penuh keputusasaan, dapat berubah ketika mereka percaya kepada-Nya, dan ‘tembok besar’ itu pun hancur.
Kita tahu cerita:
– Abraham, yang di usia lanjut dikaruniai anak (Ishak). Tuhan setia kepada janji-Nya untuk memberikan keturunan kepadanya. (Kejadian 21)
– Yusuf, yang dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya. Tuhan memakainya sebagai penolong ketika kelaparan melanda umat manusia saat itu. (Kejadian 41)
– Yosua, yang taat pada perintah Tuhan untuk mengelilingi tembok Yerikho selama 6 hari, dan pada hari ketujuh, Tuhan merobohkan tembok itu. (Yosua 6)
– Daud, yang menghadapi Goliat dengan alat yang sangat sederhana. Tuhan menyerahkan raksasa itu kepadanya. (1 Samuel 17)
– Ester, yang mengajak umat Yahudi untuk berpuasa sehingga muslihat Haman yang ingin membinasakan umat Yahudi tak terwujud. Tuhan mendengar seruan orang yang percaya kepada-Nya. (Ester 4-5)
– Daniel dan teman-temannya (Hananya, Misael, Azarya/Sadrakh, Mesakh, Abednego), yang berdoa kepada Tuhan untuk dibukakan rahasia mimpi raja. (Daniel 2:16- 23, 27-30 -> bertanya kepada Tuhan)
– Sadrakh, Mesakh, Abednego, yang dilepaskan dari perapian oleh malaikat Tuhan. (Daniel 3) Karena mereka tidak mau menyembah patung (Daniel 3:17), perapian dibuat 7 kali lipat lebih panas dari biasanya. Orang-orang yang menggotong mereka ke dalam perapian, mati terpanggang ketika ketiganya jatuh di perapian dengan terikat. Namun kemudian terlihat 4 orang berjalan bebas di tengah api, dan orang yang keempat berparas seperti anak dewa.
– Daniel, yang karena ketaatannya berdoa kepada Allah, tidak disukai oleh para pejabat raja dan petinggi. Raja sebenarnya menyayanginya, tetapi karena jebakan para pejabat itu, terpaksa mengeluarkan perintah untuk menghukum Daniel dengan memasukkannya ke lubang singa. Meski demikian, Daniel tetap selamat, tak kurang suatu apa pun. (Daniel 6)
Bagaimana tokoh-tokoh itu bisa mengalami pengalaman iman sedahsyat itu?
– Abraham pergi dari negerinya seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya. (Kej. 12:4)
=> Ia mendengar dan menurut perintah-Nya. Meskipun ia melakukan kesalahan, Tuhan meluputkannya (dari Firaun yang suka kepada Sara).
– Yusuf, meskipun dibenci oleh saudara-saudaranya (karena beda kasih ayahnya), tetap jujur menceritakan mimpinya. Hal ini membuat mereka sangat membencinya dan kemudian menjualnya. Tuhan menyertai Yusuf (Kej. 39:2), dan melimpahkan kasih setia-Nya (Kej. 39:21).
=> Yusuf menolak melakukan kejahatan dan berbuat dosa terhadap Allah. Ia membalas keburukan dengan kebaikan.
– Yosua mendengar dan taat kepada Tuhan.
=> Ia mendengar dengan cermat, lalu melakukan tepat seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya.
– Daud tergelitik oleh cemooh Goliat kepada bangsa Israel, barisan dari Allah yang hidup. Ia percaya bahwa Tuhan, yang telah melepaskannya dari serigala, akan melepaskannya juga dari Goliat.
=> Dengan nama Tuhan semesta alam, musuh dikalahkan. Bersama Tuhan, yang lemah pun bisa menang.
– Ester yang lemah dan harus tunduk pada peraturan kerajaan yang keras, meminta karunia Allah dengan berpuasa dan mengajak semua orang Yahudi di Susan untuk berpuasa baginya. Bersama Tuhan, dia melangkah.
=> Ester mengutarakan maksudnya dengan strategi. Ia mengundang raja dan Haman untuk menghadiri jamuan makan yang disediakannya. Bahkan sampai 2 kali. Ia tidak tergesa-gesa, dan menunggu waktu yang tepat.
– Sadrakh, Mesakh, Abednego tidak mau menyembah patung.
=> Mereka percaya bahwa kehendak Tuhanlah yang terbaik, apakah dilepaskan dari api atau tidak. Mereka taat dan berserah pada kehendak-Nya.
– Daniel taat beribadah kepada Allahnya. Ia disayang raja (yang sampai berpuasa ketika terjebak oleh perintahnya sendiri).
=> Ia bertindak benar, sehingga memberi hasil yang benar juga. Raja Darius akhirnya mengenal Allahnya Daniel, karena Daniel benar di hadapan Tuhan dan di hadapan raja.
Sahabat, kita patut selalu bersyukur, karena bersama Tuhan, pengalaman kita berubah dari:
– Mess (kekacauan) => Message (pesan)
– Trial (percobaan) => Triumph (ke menangan)
– Test (ujian) => Testimony (kesaksian)
– Victim (korban) => Victory (ke menangan)
Tuhan yang memberi ‘kekuatan dalam kelemahan’ , membuat kita bisa ‘bersukacita’. Percayalah karena Dia setia. Dari dulu, sekarang dan selama lamanya Tuhan tidak pernah berubah.
Ingat Firman-Nya di Yeremia 29:11 ‘Sebab Aku ini mengetahui rancangan rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan’.
Amsal 23:18 ‘Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang’.
Selamat melangkah dengan percaya.•
| Evelyn Sutedjo
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.