Pak Pdt. Yth.
Pada bulan keluarga 2006 secara berturut-turut berbicara Minyak Urapan. Minyak Urapan berguna untuk mengolesi pasien yang sakit. Dan itu sudah dilakukan umat kristiani sejak dulu. Beberapa gereja masih mempertahankan tradisi ini bahkan bisa untuk penyembuhan. Pertanyaan: Di GKI sendiri saya tidak pernah melihat pentingnya minyak urapan bagi orang sakit. Bisa jadi karena saya tidak pernah menyaksikan ada jemaat GKI besuk orang sakit dengan membawa minyak urapan apalagi mengolesinya. Mengapa demikian?
Salam,
Slamet-Jkt
Pdt. Rudianto Djajakartika:
Pak Slamet yang baik,
Dalam mencari dan menghayati kehadiran Tuhan yang tidak kelihatan, manusia selalu butuh tanda-tanda atau simbol-simbol yang kelihatan. Ya inilah kebutuhan psikologis manusia yang tidak bisa diingkari. Rasanya lebih mantap ketika “Yang tak kelihatan” itu nampak dalam wujud simbol ‘yang kelihatan’. Karena itulah, dalam setiap agama selalu ada simbol-simbol yang menjadi simbolisasi dari Tuhan yang tak nampak.
Termasuk di dalamnya adalah minyak urapan! Praktik penggunaan minyak urapan ada dalam Alkitab misalnya dalam Yak. 5:14. Bila ada orang yang sakit, maka orang itu didoakan (tentu kepada Tuhan) sambil dioles minyak dalam nama Tuhan! Ayat 15 mencatat bahwa Tuhan akan membangunkan orang itu! Jadi penggunaan minyak di sini hanyalah simbol. Yang menyembuhkan adalah Tuhan. Pakai minyak atau tidak, kalau Tuhan mau menyembuhkan ya pasti sembuh!
Tetapi yang namanya manusia, bisa saja pemahamannya bergeser. Manusia tidak lagi menggantungkan hidup dan keselamatannya pada yang disimbolkan (Tuhan) tetapi pada simbolnya (minyak). Nah, untuk mencegah hal itu, GKI dan banyak gereja protestan lainnya memang mengambil pilihan untuk menghilangkan simbol-simbol yang ada dalam tradisi gereja, kecuali simbol-simbol utama yaitu air untuk baptisan dan roti serta air anggur untuk perjamuan kudus. Itu sebabnya di GKI memang tidak dijumpai tradisi penggunaan minyak urapan.
Bukankah Yesus menyembuhkan orang juga dengan cara yang bervariasi? Anggaplah cara GKI adalah bagian dari variasi doa untuk penyembuhan, yaitu tanpa minyak urapan.