… dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. (Mat. 28:8)
Rudolf Otto, seorang ahli teologi agama-agama, mendeskripsikan pengalaman bersama Allah sebagai Numinosum tremendum et fascinosum. Artinya, kenyataan kehadiran Allah yang mampu dicermati manusia sebagai “Yang Menggetarkan” (tremendum), sekaligus “Yang Memesona” (fascinosum). Walaupun kelihatan bertolak belakang, tetapi keadaan ini dapat kita temukan dalam pengalaman orang- orang yang dijumpai Allah dalam kitab suci.
Ada perasaan takut bercampur sukacita yang besar dalam diri para perempuan setelah mengalami pengalaman spiritual di Paskah pagi itu. Mereka takut, sebab Allah telah menunjukkan kuasa yang luar biasa dalam peristiwa kebangkitan, lengkap dengan kehadiran malaikat Tuhan yang sudah membuat gentar para penjaga makam. Namun, mereka juga mengalami sukacita besar, karena segala pengalaman luar biasa itu adalah tentang kemenangan Kristus atas maut. Kristus hidup dan kuasa kasih-Nya ternyata tidak dapat dihentikan oleh kematian. Sungguh menggembirakan! Dua perasaan yang saling berkelindan dalam diri ini adalah tanda yang sehat dalam diri orang-orang yang serius mau dijumpai dan berjumpa dengan Tuhan. Sebab, kita mengakui kemahakuasaan-Nya, sekaligus kasih-Nya yang menyapa kita. Dalam peribadatan, perenungan kitab suci dan pengalaman spiritual kita sehari-hari, apakah kita masih mengalami Allah sebagai “Yang Menggetarkan, sekaligus Yang Memesona”? [Pdt. Essy Eisen]
DOA:
Ya, Allah, Engkau sungguh agung, tetapi juga sungguh bersahabat denganku orang berdosa ini. Terima kasih ya, Allah. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 118:1-2, 14-24; Yos. 3:1-17; Mat. 28:1-10
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.