Bagaimana manusia mengenal Allah ? Ada yang berpendapat manusia lah yang berupaya mencari Allah. Titik berangkat ini berbeda dengan teologi iman Kristen, yang mengajarkan bahwa manusia dengan upayanya sendiri tidak akan mampu mengenal Allah, jika bukan Allah sendiri yang menyingkapkan keberadaan-Nya. Inisiatif Tuhan untuk membuka sebagian rahasia diri dan kehendak-Nya inilah yang membuat manusia yang percaya dapat memahami karya-Nya.
Nikodemus, ditampilkan sebagai sosok orang Farisi yang datang menjumpai Yesus, kagum akan tanda-tanda mukjizat yang dibuat-Nya, ia menjadi yakin bahwa dalam diri Yesus, Allah sedang menyatakan diri-Nya.
Nikodemus menyebut Yesus sebagai seorang Rabi/ Guru, sedangkan sebaliknya Yesus menyebut diri-Nya sebagai Kerajaan Allah (Yoh. 3:3). Dengan demikian Yesus mau mengungkapkan diriNya sebagai realitas Kerajaan Allah yang telah datang. Jika sosok Yesus hanya seorang Guru, Nikodemus tidak perlu bertobat dan dilahirkan kembali oleh kuasa Roh.
Karya Tuhan melalui kehadiran Yesus adalah perwujudan dari Kerajaan Allah, karena itu tidak cukup bagi Nikodemus dan setiap orang yang hendak memahami Kerajaan Allah hanya berbekalkan pengetahuan teologis belaka, sedangkan hatinya tertutup rapat.
Untuk memahami karya Allah dalam diri Tuhan Yesus, perlu hati yang hancur dan jiwa yang remuk yang menyadari betapa besar dosa atau ketidaklayakan dirinya di hadapan Allah. Sebagaimana sikap nabi Yesaya saat dia melihat penyataan diri Allah, “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam” (Yes. 6:5).
Rindu kah kita memahami karya Tuhan? Rendahkan hati kita di hadapan-Nya.
TT
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.