Apakah Yesus harus berulang-ulang disalib karena dosa kita?
Suatu kali seorang anak bertanya kepada ayahnya, “Apa itu Papa?” Papanya menjawab singkat, “Itu burung parkit, Nak!” Tidak lama kemudian, si anak bertanya kembali, “Apa itu Papa?” Papanya menjawab singkat, “Itu burung parkit, Nak!” sampai 21 kali si anak bertanya kepada Sang Ayah dan dia tetap menjawab, “Itu burung parkit, Nak!”
Apakah Yesus perlu berulang-ulang disalib karena kita berulang-ulang jatuh di dalam dosa? Seperti ayah dalam kisah di atas, Yesus hanya perlu menjelaskan berulang-ulang dengan penuh kelembutan dan cinta. Ia cukup mati satu kali dan masuk ke alam maut agar kita diselamatkan. Namun dalam perjalanan hidup kita, kita jatuh, bangun, jatuh di tempat yang sama dan Dia bangunkan lagi kita. Sampai kapan? Selama Dia berikan kita kesempatan hidup, Dia akan berikan kesempatan untuk menjelaskan betapa cintaNya Dia kepada kita.
DeritaNya cukup satu kali karena kuasaNya cukup untuk menghapus dosa dunia. Namun apakah cukup satu kali kita mengaku dosa dan selanjutnya berdosa kembali? Hati-hati, sebab saat kita melakukan pelanggaran dan dosa seakan kita sedang mengatakan, “Tuhan Yesus, menderitalah sekali lagi karena belum cukup penderitaanMu bagiku 2000 tahun yang lalu itu!”
Pertanyaannya,
- Apakah kita sungguh-sungguh menghargai penderitaaNya di Kayu Salib itu sebagai karya besar kasih Tuhan bagi kelepasan dosa kita?
- Sudahkah kita berulang-ulang menunjukkan syukur kita melalui kata, karya, keluarga, dan keputusan kita?
Bapa di Surga, ingatkan kami selalu bahwa penderitaanMu cukup buat kami hidup bagiMu seumur hidup kami. Dalam Kristus yang mati dan bangkit buat kami. Amin.
RJS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.