Aku hendak menyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada (Mzm. 104:33)
Salah satu ciri khas orang yang sudah lanjut umur adalah senang bercerita. Oleh karena itu, bila memimpin ibadah lansia, saya suka bertanya pada opa dan oma yang hadir. Satu kali saya bertanya: “Opa-oma, hal apa yang sangat ingin dilakukan dalam hidup ini?” Saya kira opa dan oma akan menjawab: jalan-jalan atau kumpul bersama anak dan cucu. Ternyata, hampir sebagian besar mengatakan: “Saya ingin memuliakan Tuhan.”
Pemazmur juga mengungkapkan hal yang senada: “Aku hendak menyanyi bagi Tuhan selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.” Kata yang mendapat perhatian adalah “selama aku hidup” dan “selagi aku ada.” Dua kata ini memiliki kemiripan arti, dua-duanya menunjukkan selama hidup manusia. Sementara kata “menyanyi” dan “bermazmur” juga memiliki kemiripan arti, yakni memuliakan Tuhan. Ayat ini dengan tegas mengatakan bahwa selama hidupnya sang pemazmur ingin memuliakan Tuhan.
Bagaimana dengan hidup kita? Apakah yang ingin kita lakukan sepanjang kehidupan kita? Apakah kita juga siap dan sedia memuliakan nama Tuhan sepanjang hidup kita? Apa yang harus kita lakukan dalam memuliakan Tuhan? Tentunya bukanlah sepanjang hari kita menyanyi dan menaikkan mazmur dengan suara kita. Namun, kita memuliakan Tuhan dengan seluruh keberadaan hidup kita, melalui perkataan sehari-hari, tindakan kita bahkan cara berpikir kita. [Pdt. Engeline Chandra]
DOA:
Kami rindu ya, Tuhan, untuk dapat senantiasa memuliakan-Mu dalam seluruh hidup kami. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 104:24-34, 35b; Bil. 11:24-30; Yoh. 7:37-39
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.