Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan dan membacanya. Lalu ia pergi ke Rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN. (2 Raja-raja 19:14)
Mekanisme pembelaan diri (Defence Mechanism) adalah proses psikologis dalam diri seseorang yang aktif saat ia menghadapi situasi tidak nyaman atau mengancam. Ada beberapa bentuk defence mechanism, di antaranya adalah penyangkalan, yaitu menolak kenyataan yang tidak nyaman, dan ini merupakan bentuk yang paling umum; represi, yaitu menyembunyikan perasaan atau pikiran tertentu; proyeksi, yaitu menyalahkan pihak lain; dan rasionalisasi, yaitu mencari alasan logis untuk membenarkan tindakannya.
Raja Hizkia menerima surat dari raja Asyur. Surat tersebut berisi ancaman bahwa Kerajaan Yehuda akan diserang dan dihancurkan. Respons Hizkia terhadap ancaman itu adalah ia memahami dan menerima bahwa itu adalah kenyataan. Kemudian, ia pergi ke Rumah TUHAN dan membentangkan surat tersebut di hadapan-Nya. Ia tidak pergi meminta bantuan kepada bangsa lain. Ia juga tidak terlebih dulu berbicara kepada para panglima atau pejabat kerajaan, apalagi kepada rakyatnya. Namun, ia langsung menghadap TUHAN dan membawa masalah yang dihadapinya kepada-Nya. Hizkia berdoa memohon TUHAN menyelamatkannya, dan TUHAN bertindak menolongnya.
Bagaimana dengan defence mechanism Saudara? Biasakanlah untuk pertama-tama membawa setiap situasi atau masalah kepada Tuhan. Mintalah Tuhan untuk menolong Anda, dan Tuhan akan bertindak. [Pdt. Em. Dianawati S. Juwanda]
DOA:
Tuhan, kami mau membawa masalah kami ke hadapan-Mu. Kami percaya Tuhan pasti menolong. Terima kasih, Tuhan. Amin.
Ayat Pendukung: 2 Raj. 19:8-20, 35-37; Mzm. 37:1-9; Why. 2:12-29
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.