Pak Pendeta Yth.,
Saya pernah membaca buku yang mengatakan bahwa malaikat yang sering muncul di Perjanjian Lama diperkirakan adalah Yesus Kristus yang sekali-sekali datang ke dunia untuk memberikan sebuah pesan khusus, misalnya kepada Abraham, Yakub, dan Gideon, sebelum Ia dilahirkan oleh Maria di Perjanjian Baru. Bagaimana pendapat Bapak tentang hal ini? Terima kasih atas penjelasannya.
(Samuel)
Jawab:
Saudara Samuel yang baik,
Pernahkah Anda melihat film mengenai kekaisaran Cina kuno? Sering dalam film itu digambarkan bahwa sang Kaisar memberi perintah tertentu yang ditulis dalam sebuah gulungan surat, serta dibawa seorang utusan. Nah, pada waktu sang utusan sampai ke tempat tujuan, maka orang-orang menyembah sang utusan itu layaknya Kaisar, lalu kemudian sang utusan membacakan perintah sang Kaisar.
Apa yang mau saya katakan? Seorang utusan adalah perwakilan dari yang mengutus. Karena itu seorang utusan kadang tidak lagi dilihat sebagai utusan, tetapi sebagai yang mengutus. Karena itu ia disembah layaknya Kaisar yang mengutusnya. Dalam dunia diplomatik, ucapan resmi seorang duta besar tidak lagi dilihat sebagai ucapan pribadi sang duta besar, tetapi mewakili negara yang mengutusnya.
Begitu juga dengan malaikat. Ia adalah utusan Allah. Kata malaikat berasal dari bahasa Iberani: Ma’lakh, yang berarti utusan. Tetapi ketika ia menjalankan tugas Allah, maka keberadaannya kadang digambarkan seperti Allah sendiri. Itulah sebabnya kadang ada ayat tertentu yang dengan bebas mengganti kata ‘malaikat TUHAN’ dengan ‘TUHAN atau Allah’. Misalnya dalam kisah ‘Semak yang terbakar’, Musa digambarkan melihat Malaikat TUHAN (Kel. 3:2). Tetapi dalam ayat selanjutnya, digambarkan bahwa TUHAN sendiri yang berbicara kepada Musa (Kel. 3:4).
Pergeseran gambaran inilah yang kemudian memunculkan dugaan bahwa malaikat itu sesungguhnya adalah Allah sendiri yang kemudian dikaitkan dengan Yesus Kristus, Allah yang menghampiri manusia dan menyapa manusia dalam wujud manusiawi. Apalagi dalam beberapa ayat, malaikat kadang disebut sebagai ‘anak-anak Allah’ (Ayub 1:6). Selain itu, dalam Yehezkiel 9 digambarkan mengenai malaikat yang melakukan penghakiman atas Yerusalem. Semua gambaran ini dapat memunculkan dugaan bahwa malaikat adalah Yesus Kristus, karena bukankah Dia adalah sang Putera Allah dan Hakim Agung yang melaksanakan penghakiman di akhir zaman?
Tetapi dari gambaran utusan Kaisar Cina tadi, saya harap menjadi jelas, bahwa memang kadang terjadi kerancuan antara utusan dengan yang mengutus. Namun secara etimologi sudah jelas bahwa malaikat adalah utusan dan bukan yang mengutus. Yesus Kristus sebagai bagian dari Allah Trinitas adalah yang mengutus malaikat, bukan malaikat yang adalah utusan. Di dalam Kristus diciptakan segala sesuatu (termasuk malaikat–Kol. 1:16). Jadi menduga bahwa malaikat adalah Yesus Kristus tidaklah tepat meskipun kerancuan itu bisa dipahami.
Pdt. Rudianto Djajakartika
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.