Lebih Dari Ritual

Markus 12:28-34

Belum ada komentar 75 Views

Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri jauh iebih utama daripada semua kurban bakaran dan kurban lainnya. (Markus 12:33)

Seorang rohaniwan mengambil waktu retret selama satu bulan untuk merenungkan kasih Allah dalam hidupnya setelah menjalani tiga puluh tahun masa pelayanan. Usai retret, ia dijemput oleh kawannya yang mengabarkan bahwa adiknya baru saja dilantik menjadi ketua para rohaniwan. Mendengar itu, mukanya memerah, ia membanting kopernya dan berteriak, “Kok bisa dia menjadi ketua? Mana becus dia! Seharusnya aku lebih pantas!” Sang kawan mengelus dada dan berujar dalam hati, “Sia-sialah dia melakukan perenungan soal kasih Allah.”

Dalam percakapan antara seorang ahli Taurat dengan Yesus mengenai hukum yang terutama, jelas bahwa kasih kepada Allah harus dilakukan dengan segenap hati dan jiwa secara eksklusif (khusus), tetapi pada saat yang sama kasih kepada Allah itu juga harus diwujudkan secara inklusif (terbuka) kepada sesama manusia. Sang ahli Taurat menegaskan bahwa kasih kepada Allah dan sesama itu lebih utama daripada ritual kurban bakaran. Hal ini ditanggapi oleh Yesus dengan pujian bahwa ahli Taurat itu tidak jauh dari kerajaan Allah.

Seringkali, kita mudah menggaungkan soal kasih dalam ibadah, khotbah, dan berbagai kegiatan gereja. Tetapi apalah arti kasih itu jika hanya sebatas ritual saja? Penegasan mengenai kasih yang lebih utama daripada ritual bukan berarti kita meremehkan ibadah, melainkan kasih itu tidak boleh berhenti hanya di dalam ritual ibadah saja. Itu berarti kasih harus selalu kita maknai sebagai bentuk bakti kita kepada Allah. Jika tidak, maka sia-sialah ibadah kita. [Pdt. Daniel Kristanto Gunawan]

REFLEKSI:
Apakah selama ini kasih kita hanya sebatas ritual ibadah? Jika tidak, bagaimana kasih yang kita hayati dalam keseharian?

Ayat Pendukung: Ul. 6:1-9; Mzm. 119:1-8; Ibr. 9:11-14; Mrk. 12:28-34
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Renungan Harian
  • Jangan Lalai Terhadap Sesama
    Nehemia 5:1-13
    Aku berkata lagi,”Tidak patut apa yang kamu lakukan itu! Bukankah kamu harus hidup dalam takut akan Allah kita supaya...
  • Tinggalkan Kenyamanan Demi Sesama
    Nehemia 2:1-10
    Dan jawabku kepada raja,”Jiko raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota tempat...
  • Firman Menyegarkan Jiwa
    Mazmur 19
    Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. (Mazmur 19:8)...
  • Pujian Bagi Pasanganmu
    Kidung Agung 4:9-5:1
    Betapa nikmat cintamu, dinda, pengantinku! Jauh lebih nikmat cintamu daripada anggur, dan lebih harum aroma minyakmu daripada segala wewangian....
  • Yang Lemah Ditopang
    Mazmur 145
    TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk lesu. (Mazmur 145:14) Dalam...