Laodikia: suam-suam kuku

Laodikia: suam-suam kuku

Belum ada komentar 420 Views

Leo Tolstoy, seorang pengarang Rusia yang terkenal, mengarang sebuah cerita tentang rencana iblis mengubah orang murah hati menjadi kikir. Dipilih seorang petani miskin yang sedang bekerja di ladang.

Langkah pertama, iblis mencuri bekal makanan milik petani itu. Pada waktu makan siang tiba, petani itu mencari-cari bekalnya, dan ia merasa heran. “Aneh, tadi kutaruh di sini. Kok sekarang tidak ada.” Wah, ia pasti akan merasa lapar sepanjang hari itu. Pikir iblis itu. Tetapi petani itu berkata di dalam hatinya, “Nggak pa pa, lah. Mungkin yang mencuri membutuhkan makanan itu daripada diriku.”

Karuan saja iblis merasa heran melihat reaksi petani itu. Makanannya hilang, kok iklas dan damai. Rencana si iblis gagal total. Dengan lesu ia melapor pada iblis lain. Dan mendapat saran “Kalau mau membuat seseorang kikir dan serakah, jangan jadikan ia miskin. Jadikan dia kaya.”

Jemaat Laodikia kaya, memperkaya diri dan tidak kekurangan apa-apa. Tetapi Tuhan menilai mereka melarat, malang, miskin, buta dan telanjang. Bahkan Tuhan menegur mereka karena suam-suam kuku, tidak panas dan tidak dingin, mereka akan dimuntahkan. Apa maksudnya?

Suam-suam kuku berhubungan dengan Air. Laodikia tidak memiliki sumber air, hanya menerima Air panas dari Hieropolis yang dapat di minum sebagai obat dan air dingin, sejuk yang menyegarkan dari Kolose. Sayangnya, Air dari Sumber mata air yang baik justru menjadi air yang tidak menyehatkan di Laodikia. Penelitian menemukan bahwa air seperti itu justru menimbulkan penyakit perut, dan membuat mual, seperti sikap Yesus terhadap jemaat di Laodikia.

Alkitab King James Version (KJV) menerjemahkannya tidak panas dan tidak dingin dengan ‘lukewarm‘. Secara figuratif kata ini bermakna tidak punya hasrat untuk membantu atau melawan.

Teguran ini relevan juga bagi kita, apakah sebagai gereja kita sudah menjalankan fungsi dengan baik? Menjadi air yang menyejukkan atau obat yang menyembuhkan bagi sesama?

Siapa bertelinga hendaklah, ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat (ayat22) .

*LS

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • Menghidupi Dunia Dengan Iman
    Kisah Para Rasul 5:27-32; Mazmur 118:14-29; Wahyu 1:4-8; Yohanes 20:19-31
    Damai sejahtera bagimu, demikian sapaan Yesus kepada para murid yang tengah diliputi rasa takut, bingung dan cemas. Damai sejahtera...
  • MEJA PERJAMUAN: PERAYAAN KASIH DAN PEMULIHAN
    Yesaya 25:6-9; Mazmur 114; 1 Korintus 5:6b-8; Lukas 24:13-49
    Perjamuan Kudus bukanlah sekadar makan dan minum namun perayaan iman yang terus menerus kita lakukan agar kita mengingat bagaimana...
  • Dl TAMAN GETSEMANI
    Yesaya 50:4-9a; Mazmur 31:10-17; Filipi 2:5-11; Lukas 22:14-23:56
    Bacaan injil minggu ini cukup panjang, Lukas 22:14-23:56 (umat silakan membaca bacaan ini secara lengkap di rumah) dengan mengambil...
  • MENGUTAMAKAN YANG UTAMA
    Yesaya 43:16-21; Mazmur 126; Filipi 3:4b-14; Yohanes 12:1-8
    Banyak tanggung jawab yang kita pikul dalam hidup ini. Tanggung jawab moral, ekonomi, sosial, pendidikan dan banyak lagi. Peran...
  • Aku Pulang
    Lukas 15:1-3, 11b-32
    Kisah anak yang hilang dalam Lukas 15 adalah cermin dari perjalanan spiritual kita. Seperti anak bungsu yang meninggalkan rumah...