Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. (1Ptr. 4:7)
Di era kecanggihan alat informasi dan komunikasi saat ini, kita menjumpai banyak kemudahan. Tetapi, ada satu hal yang membahayakan di balik segala kemudahan yang ada, yakni kita menjadi sulit berkonsentrasi karena pikiran kita sudah dibanjiri dengan rupa-rupa berita, tayangan, tulisan, dan suara bertubi-tubi.
Ada saat kita sulit berdoa. Mungkin itu terjadi karena pikiran dan hati kita dipenuhi dengan rupa-rupa argumen dan rencana yang belum terselesaikan. Atau, mungkin juga karena yang terjadi di luar diri kita, seperti suasana lingkungan atau masalah lainnya. Rasul Petrus menyadari kesulitan itu. Oleh sebab itu, dia menasihati kita untuk menguasai diri. Artinya, kita memilah dan memilih apa saja yang menguasai pikiran dan hati kita. Kita menempatkan sesuatu secara proporsional dan tidak berlebihan. Kita tetap yakin bahwa kuasa Allah jauh lebih besar daripada kekhawatiran kita. Pada saat itulah, kita menjadi tenang dan dapat berdoa.
Pada Sabtu Hening/Sunyi ini, kita mengingat kembali peristiwa dibaringkannya jasad Yesus di dalam kubur. Mengingat akan kematian kita kelak, atau kematian orang-orang yang telah lebih dahulu mendahului kita, memang kerap membuat kita menjadi sedih dan khawatir; adakalanya kita bahkan tidak dapat berpikir jernih karena pikiran kita melayang ke mana- mana. Saat itulah kita perlu menguasai diri dan menjadi tenang, supaya kita dapat berdoa. [Pdt. Essy Eisen]
DOA:
Ya Bapa, berikan aku kemampuan untuk menguasai diri dan menjadi tenang, supaya aku dapat berdoa. Amin.
Ayat Pendukung: Ayb 14:1-14; Mzm. 31:1-4, 15-16; 1Ptr. 4:1-8; Mat. 27:57-66
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.