Kebangkitan

Kekuatan di dalam Kelemahan

Belum ada komentar 1273 Views

Siapa yang tidak kenal rasul Paulus yang Tuhan pakai secara luar biasa? Hampir setengah Perjanjian Baru diisi oleh tulisan-tulisannya. Dalam pelayanannya, ia banyak mengalami penderitaan dan kesusahan. Daftar pengalamannya yang penuh dengan tantangan dan rintangan bisa kita baca dalam 2 Korintus 11:23-27.

Nah, apakah Paulus berarti seorang superhero atau superrasul yang tanpa kelemahan? Tidak! Ia tetap manusia yang punya keterbatasan. Ia juga bisa sakit. Ada satu penyakit yang disebutnya ‘duri dalam daging’, entah penyakit apa. Bayangkan saja, ada duri dalam daging kita, pasti sangat menyiksa. Tiga kali rasul Paulus berdoa untuk sakitnya ini (2 Korintus 12:8), tapi Tuhan menjawab: “Cukup karunia-Ku’. Doanya tidak dikabulkan.

Yang menarik, ia tidak protes atas penolakan Tuhan. Justru melalui peristiwa ini, ia makin bersandar pada-Nya. Dalam kepasrahannya, muncullah ungkapan yang menjadi judul tulisan ini: “…sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (2 Korintus 12:10). Pada bagian lain dari tulisannya, ia bersaksi bahwa dirinya adalah ‘bejana tanah liat’, sebuah bejana yang rapuh dan gampang pecah. Kalau ia tampak kuat, sejatinya kekuatan itu bukan dari dirinya, tapi dari Tuhan yang bekerja di dalam dirinya (2 Korintus 4:7).

Saya jadi ingat perumpamaan Tuhan Yesus tentang ‘Kerajaan Allah’ yang seumpama ‘biji sesawi’. Dengan jelas ditegaskan bahwa biji sesawi itu adalah benih yang paling kecil di bumi! (Markus 4:31). Nah, apa yang terjadi dengan biji sesawi ini? Tuhan Yesus berkata: “Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya” (Markus 4:32).

Wow, sungguh luar biasa yang Tuhan dapat kerjakan. Dari biji yang kecil tumbuh pohon yang besar! Dari Paulus yang terbatas dan lemah, muncul sosok rasul yang perkasa. Tuhan juga bekerja melalui Musa, Yesaya, Yeremia, para murid-Nya yang kebanyakan nelayan kecil dan sederhana, tapi melalui mereka Tuhan menyatakan banyak perkara besar dan luar biasa.

Ada kekuatan di dalam kelemahan manusiawi. Kata kuncinya adalah ‘ditabur’. Ya seperti biji sesawi yang kecil itu, ketika ditabur maka menjadi besar. Siapa pun yang bersedia dipakai Tuhan, maka meskipun ia penuh kelemahan, dari dalam dirinya akan muncul kekuatan yang luar biasa. Kekuatan Allah!

Karena itu, janganlah engkau sampai dikalahkan oleh kelemahanmu! Percayakan semua kelemahan itu kepada Tuhan dan serahkan dirimu untuk dipakai oleh-Nya. Percayalah, engkau akan mendapat kekuatan yang luar biasa. Kekuatan di dalam kelemahan adalah tema seluruh Alkitab. Allah bekerja melalui keterbatasan manusiawi kita. Dan kini Allah juga ingin bekerja melalui keterbatasanmu. Serahkan dirimu untuk dipakai oleh Tuhan dan lihatlah bagaimana Dia akan melengkapi dan menguatkanmu! Selamat menghayati kekuatan di dalam kelemahan!

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Renungan
  • Allah hadir bagi kita
    Biarkanlah, biarkanlah itu datang, ya Tuhan. Kami berdoa pada-Mu, biarkanlah hujan berkat turun. Kami menanti, kami menanti. Oh hidupkanlah...
  • MENCINTA DENGAN SEDERHANA
    Aku Ingin Aku ingin mencintaimu ciengan sederhana: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu...
  • SULUNG DALAM PALUNGAN
    Persekutuan Perempuan Jumat, 9 Desember yang lalu, temanya adalah “Cinta dalam Kesederhanaan”. Saya jadi ingat puisi Sapardi Djoko Damono,...
  • MELAYANI ITU INDAH
    Ketika kita berbicara tentang “melayani” maka hal ini sangat dekat dengan kehidupan Kristiani. Melayani (Yunani: diakoneo artinya to be...